Koresponden koranmerah(15/01/2018)
Legenda bau nyale yang sebentar lagi dilaksanakan dilombok tengah memunculkan polemik, tak hanya soal perbedaan tanggal pelaksanaan antara tanggal yang ditetapkan pemda lombok tengah 6 dan 7 maret dengan yang ditetapkan oleh penanggalan rowot sasak pada tanggal 6 dan 7 februari, namun kini terungkap satu kisah baru jalan cerita dari putri mandalika.
Dalam napak tilas putri mandalika di tonjeng beru desa mertak pada hari minggu tanggal 14 januari kemaren, menyebutkan bahwa ditonjeng berulah putri mandalika menghilang atau moksa bukan di pantai seger, tentu ini adalah pernyataan berbeda dari kisah yang ada saat ini.
“putri mandalika tidak terjun di pantai seger, ia moksa menghilang, dan di tonjeng beru inilah legenda itu. Disinilah pusat kerajaan itu”kata L Agus Fathurrahman, budayawan sasak pada napak tilas di lokasi tonjeng beru baru baru ini.
Sementara Haji Bangun, tokoh masyarakat setempat menyatakan bahwa sejauh ini ada alur cerita yang tak pas berkembang di masyarakat.
“kita harus meluruskan ini”ujar H Bangun.
Oleh karena itu, besok tanggal 6 dan 7 Februari masyrakat akan berduyun duyun untuk bau nyale di tunjong beru.
