Pagi itu,suasana sekolah Taman Kanak Kanak (TK) atau dalam istilah lainnya Raudatul Atfal (RA) terlihat ramai,tidak hanya ada anak anak yang jumlahnya sekitar 60 orang,tapi ibu ibu yang berjubel.Mereka tidak untuk menemani anaknya yang ada disitu atau sedang mengikuti suatu acara.
Kedatangan ibu ibu tersebut membawa kantong kresek besar yang berisi sampah bekas botol plastik atau sejenisnya.Ibu- ibu ini satu persatu menyerahkan Kresek kepada pengurus TK atau RA Melati Desa Batujai,Kec.Praya Barat,Lombok Tengah,NTB.
Saat ditanya,seorang ibu menjawab pendek.
“Untuk bayar sekolah anak saya di TK ini .”kata Khadijah,salah satu orang tua murid.
Pemandangan seperti ini akan ada setiap tanggal 15 setiap bulannya.Pihak sekolah menjadwalkan penyerahan sampah bekas harus tanggal 15 bulan bersangkutan.
Pembina TK/RA Melati Batujai menerangkan terobosan ini adalah bagian dari cara pihak sekolah untuk mencari jalan keluar berbagai persoalan saat ini,seperti pembayaran sekolah maupun maksud lain,yakni sebagai pembelajaran sejak dini bagi anak-anak untuk sadar akan lingkungannya.
“Banyak mamfaat dari ide membayar sekolah dengan sampah ini,tidak hanya untuk pembayaran semata,tapi mengajarkan anak anak kita untuk sadar terhadap kondisi lingkungannya.apalagi sampah menjadi momok bagi kita saat ini.dengan beginilah cara kita mengajarkan mereka.”jelas Hasby Asyiddiqi,Pembina TK/RA Melati Batujai.
Dengan adanya program ini,anak anak diusianya yang sangat dini,sudah mengerti akan kesadaran lingkungannya,hal ini terbukti dari pengakuan mereka sendiri.
“Sekarang,anak anak tak mau buang bekas minuman lagi.dia bilang,saya mau kasih pak guru untuk bayar sekolah.”kata hasby meniru.
Ide membayar sekolah memakai sampah ini ternyata juga disambut baik oleh para orang tua,mereka juga memberikan apresiasi kepada pihak sekolah,dengan adanya ide ini,anak anak sekarang mulai dididik untuk peduli terhadap lingkungannya.
Apa yang berbeda dari TK/RA Melati ?
Hasby menjelaskan,RA Melati memberikan edukasi yang berbeda dari sekolah lainnya,salah satunya adalah anak anak diberikan pembelajaran langsung ke lapangan sesui dengan topik pengajaran.
“Misalnya kita bicara tentang polisi,anak anak diajak langsung ke kantor polisi,bertemu dengan polisi.pelajarannya tentang bandara,kita ajak ke bandara.anak anak mengatahui langsung apa yang kita ajarkan.”jelas guru bahasa inggris ini.
Hasbi menjelaskan termasuk ide untuk membayar sekolah memakai sampah,ini adalah terobosan yang membuat berbeda dari sekolah sekolah lainnya,terutama setingkat TK atau RA.
“Kami mencoba terus menggali potensi yang ada di wilayah kami.dengan kondisi lingkungan ini,kami mamfaatkan untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan.”pungkas kader Muhammadiyah ini.