Samsul Qomar saat monev di dinas pertanian dan peternakan Lombok Tengah
Koresponden koranmerah (19/3/2018)
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Komisi II DPRD Lombok Tengah dilanjutkan. Setelah pada hari pertama bertandang ke Badan Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah (BPKAD), kali ini komisi yang digawangi M.Samsul Qomar dan kawan-kawan mendatangi Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Lombok Tengah.
Dalam kunjungan monev itu, Komisi II yang ditemui langsung oleh Kepala Dinas setempat, L Iskandar beserta jajarannya menyentil sejumlah persoalan.
Antara lain, mengenai adanya penyitaan mesin pertanian yang saat ini disita oleh Kejaksaan.
“Ini kami belum dapat laporan resmi dari Dinas Pertanian, seperti apa sebenarnya yang terjadi, kok bisa?” selidik Qomar.
Selain itu, pihaknya menyoroti masalah seringnya terjadi kelangkaan pupuk di saat para petani mulai menanam padi maupun palawija. Termasuk, masalah penyaluran bantuan bibit kedelai yang menurut informasi justru tidak dinikmati langsung oleh petani atau seingkali dijual karena masa tanam kedelai sudah lewat.
“Ini juga harus dijelaskan agar masalah ini bisa dicarikan solusi,” sambungnya.
Menjawab semua itu, Kepala Distanak Loteng, L. Iskandar menjelaskan, sebelum terjadi penyitaan mesin pertanian karena ada oper alih ke Sumbawa dari Loteng itu, pihaknya sudah mewarning kelompok tani agar tidak menyalahi aturan yang ada. Termasuk mengoper alih atau menjual mesin yang diterima dari pemerintah.
“Kita sudah MoU sebenarnya dengan kelompok tani, tapi jujur karena petugas PL kami terbatas, jadi itu yang menyebabkan pengawasan terkadang terkendala,” jawabnya.
“Kami juga luput dari informasi itu pada awalnya, malah kami tahunya dari media,” sambungnya.
Sementara untuk progres serapaan anggaran, pihaknya sudah tembus pada angka 92 persen dengan 8 jenis program pokok dan 5 jenis program khusus.
Antara lain, program peningkatan pertanian dan perkebunan hingga program pemasaran hasil pertanian dan peternakan.