Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman dan Ratna Sarumpaet, Aktifis perempuan
Koresponden Koranmerah ( Selasa, 3/7)
Menteri Koodinator (Menko) Maritim Luhut Binsar Pandjaitan terlibat baku cekcok dengan aktivis Ratna Sarumpaet di hadapan keluarga korban KM Sinar Bangun, Medan Sumatra selatan.
Kejadian itu berawal saat Mentri Luhut berkunjung ke Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7).
Saat tiba di Posko Luhut langsung menggelar rapat dengan instansi terkait, diantaranya Dinas Perhubungan, Basarnas, TNI dan Kepolisian. Dilansir dari Tribunmedan.com, rapat tersebut membahas perkembangan evakuasi KM Sinar Bangun hingga perbaikan sistem transportasi di Danau Toba.
Usai mendengar penjelasan dari Tim Gabungan, Luhut pun maju ke hadapan forum untuk memberikan komentarnya. Luhut kemudian mengawali pembicaraannya.
“Jadi, selamat pagi…” ujarnya di ruangan Posko Basarmas di kawasan Pelabuhan Tigaras, posko pencarian korban KM Sinar Bangun. Tak disangka, saat hendak berbicara, aktivis dari Jakarta Ratna Sarumpaet dari bagian belakang langsung menyerocos bicara.
Akhirnya Luhut malah terlibat cekcok dengan Ratna Sarumpaet. Ratna langsung memotong ucapan Luhut yang membuat Menko Maritim ini mengeraskan nada suaranya.
“Saya sedang berbicara. Nanti Anda (Ratna Sarumpaet) berbicara,” ucap Luhut. “Bapak kok marah-marah, gitu!” timpal Ratna. “Saya tidak marah. Suara saya memang besar,” jawab Luhut.
Cekcok keduanya berlanjut hingga Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan menghampiri Ratna. Walau sudah dihampiri Kapolres, Ratna tak kunjung berhenti berbicara hingga suasana semakin memanas.
“Saya berbicara mewakili keluarga,” tutur Ratna.
Luhut pun tak mengizinkan Ratna berbicara dalam forum tersebut. “Saya mau berbicara langsung dengan mereka (Keluarga penumpang KM Sinar Bangun). Tak perlu diwakili,” ucap Luhut. “Oh Menko begitu ya?” sahut Ratna lagi.
“Aku mendampingi keluarga korban. Anda tidak boleh malarang,” kata Ratna. Namun hingga sekarang belum diketahui keluarga korban siapa yang ia dampingi. Luhut menjawab, “Saya memang akan bicara langsung dengan mereka. Tidak ada perlu dengan Anda. Kami sedang rapat ini. Saya tidak ada urusan dengan Ratna Sarumpaet,” kata Luhut.
Seorang warga kemudian tiba-tiba menceltuk, “Kami warga, beri waktu bicara pak Menteri.” Luhut menjawab, “Saya memang datang untuk membahas ini (pencarian 164 korban KM Sinar Bangun, Red. Nanti bicara dengan kalian.” kata Luhut.
Seorang Warga Tegur Ratna Jangan Salahkan Pemerintah
Di sela persecokan antara Luhut dan Ratna, seorang perempuan langsung berdiri. “Ibu.. Saya lebih paham lagi Danau Toba. Jangan disalahkan pemerintah, masyarakat juga ada salahnya,” ucap perempuan tersebut ke Ratna.
“Kamu jangan mau dibayar!” teriak Ratna lagi. “Saya tidak dibayar,” jawab perempuan itu lagi.
Melihat Ratna tak bisa dikontrol, Luhut kembali melontarkan kata bernada tinggi. “Kau boleh macam-macam sama
yang lain, sama saya jangan,” ucap Luhut.
Situasi di Posko semakin tak terkontrol. Seorang perempuan yang merupakan keluarga dari penumpang KM Sinar Bangun meminta semua pihak untuk tak ribut.
“Jangan ribut-ribut. Tenang semuanya, saya sudah capek,” ucap perempuan tersebut sembari menangis.
Mantan Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung yang ada di lokasi saat itu pun langsung memeluk perempuan tersebut.
Pemerintah Minta Keluarga Ikhlas
Sementara itu, pada pertemuan tersebut Pemerintah Kabupaten Simalungun mengajak seluruh keluarga korban hilang atau 164 jiwa untuk mengkhilaskan kepergian korban. Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan jika penarikan tetap dilakukan maka tubuh korban akan hancur. Apalagi, kondisi mayat korban telah membusuk.
“Kalau dibuat pukat itu menarik, jenazah itu hancur. Apalagi jenazah sudah mau menjadi pembusukan. Saya mengajak seluruh bapak ibu keikhlasan dari hati kita. Kalau dipaksakan saya prihatin. Untuk itu, saya sebagai pemerintah mengajak seluruh keluarga memahami betul kondisi ini. Kita sudah dua kali memperpanjang, tapi sampai saat ini belum dapat diupayakan,” ujarnya seraya mengucapkan turut berduka dalam tragedi KM Sinar Bangun.
JR Saragih menyatakan sebagai perwakilan kepala daerah yang berada di kawasan Danau Toba ikut merasakan kesedihan. Katanya, Pemkab Simalungun telah mendirikan bendera setengah tiang untuk mengenang tragedi ini.
“Bahwa duka yang terjadi bukan hanya duka keluarga tetapi duka pemerintah. Kita sudah buat bendera setengah tiang untuk keluarga kita yg bersama dengan Tuhan,” katanya.