Koresponden Koranmerah ( Selasa, 3/7)
Jumlah orang pendek atau stunting di lombok tengah ternyata mengejutkan.Data yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan lombok tengah, dari hasil survey Pemantauan Status Gisi tahun 2017 terhadap 97 warga di lombok tengah. Survey dengan menggunakan random sampling ditemukan 39,1 persen warga terkena stunting atau pertumbuhan tidak normal.
Dimana stunting yang menjangkit bayi dengan umur 0-2 tahun ada sekitar 15 ribu dan anak diatas 2 tahun mencapai 38 ribu. Survey ini dilakukan secara acak di semua desa di lombok tengah.
“ Survey ini dilakukan dalam mengoptimalkan pelaksanaan program pengentasan stunting di lombok tengah.”kata H. Sukardi kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok Tengah.
Sukardi menjelaskan penyebab dari stunting ini adalah kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi.
“ Dua sebab ini yang mendominasi.Ini terjadi sejak masa kandungan.”tukas sukardi.
Dari sample stunting yang ada. 10 desa di lombok tengah menjadi pilot projek lokus pengentasan stunting di lombok tengah. Kesepuluh desa itu yakni desa Dakung, Sukeraje, Marong, Teratak, Mantang, Sukadana, Mertak, Banyu Urip, Mekar Sari dan Selong belanak. Dari 10 desa itu, ada 994 orang yang terkena stunting parah.
“ 10 desa ini akan menjadi bidikan program pengentasan stunting di lombok tengah dari pemerintah pusat yang bekerjsama dengan world bank.”ujarnya.
