Gerhana Bulan Total akan kembali terjadi pada tanggal 28 Juli 2018 setelah Gerhana Bulan Total tanggal 31 Januari 2018. Gerhana tersebut dapat dilihat dari wilayah Indonesia, di Samudra Pasifik bagian Barat, Australia, Asia, Eropa, Afrika, Samudra Hindia, Samudra Atlantik, dan Amerika Selatan.
Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018 kali ini merupakan Gerhana Bulan Total yang istimewa, sebab bertepatan dengan terjadinya Minimoon, yaitu ketika posisi bulan berada pada titik terjauh dari bumi atau yang biasa disebut dengan apogee dengan jarak 406.223 kilometer.
” Hal ini menyebabkan bulan pada saat purnama sebelum terjadinya Gerhana terlihat lebih kecil dari biasanya dan bahkan apabila dibandingkan dengan Supermoon pada tanggal 31 Januari 2018 dimana posisi bulan berada pada titik terdekat dengan bumi atau biasa disebut dengan perigee.” kata Agus Riyanto, SP, MM Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram.
Selain itu keistimewaan dari Gerhana Bulan Total kali ini adalah merupakan Gerhana Bulan Total terlama dalam abad ini (130 menit), yaitu mulai kontak awal Gerhana mulai sampai dengan berakhir kurang lebih selama 6 jam 17 menit. Bila dibandingkan dengan Gerhana Bulan Total pada tanggal 31 Januari 2018 yang hanya berlangsung selama 5 jam 20 menit.
Adapun Fase terjadinya Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018 adalah sebagai berikut :
Gerhana mulai (P1) : 00 : 13 WIB atau 01 : 13 WITA Gerhana Sebagian mulai (U1) : 01 : 24 WIB atau 02 : 24 WITA Gerhana Total mulai (U2) : 02 : 29 WIB atau 03 : 29 WITA Puncak Gerhana (Puncak) : 03 : 21 WIB atau 04 : 21 WITA Gerhana Total berakhir (U3) : 04 : 13 WIB atau 05 : 13 WITA Gerhana Sebagian berakhir (U4) : 05 : 19 WIB atau 06 : 19 WITA Gerhana berakhir (P4) : 06 : 30 WIB atau 07 : 30 WITA
Berdasarkan gambar di atas, pengamat yang berada di wilayah semakin barat maka akan memiliki kesempatan untuk melihat seluruh proses Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018. Pengamat yang berada di sebelah timur garis U3, yaitu Papua hanya akan dapat mengamati Gerhana Bulan Total dari awal
” Hingga fase total berlangsung. Adapun pengamat yang berada di antara U3 dan U4, yaitu Maluku, Maluku Utara, Pulau Sulawesi, dan NTT bagian Timur akan dapat mengamati Gerhana Bulan Total dari awal gerhana hingga fase gerhana sebagian berakhir.” terang Agus.
Untuk pengamat yang berada di antara U4 dan P4, yaitu NTT bagian Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara bagian Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, NTB, Bali, Pulau Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, sebagian besar Jambi dan Riau, serta Bengkulu bagian Selatan, akan dapat mengamati Gerhana Bulan Total dari awal gerhana hingga fase gerhana penumbra berlangsung.
Sedangkan seluruh fase gerhana akan dapat teramati oleh pengamat yang berada di sebelah Barat P4, yaitu Bengkulu bagian Utara, Riau bagian Barat, sebagian besar Sumatera Barat dan Sumatera Utara, serta Aceh. Sesuai dengan informasi cuaca yang diprakiraan oleh BMKG Stasiun Meteorologi BIL di Praya bahwa kondisi cuaca pada sore hingga malam hari untuk tanggal 27 Juli 2018 berpotensi berawann di Kota Mataram.
Streaming BMKG Pengamatan GBT kali ini akan dilakukan streaming secara real time oleh Stasiun BMKG Geofisika Mataram. Pelayanan ini memungkinkan semua orang untuk melihat secara langsung di web BMKG.
” Dengan hanya bermodalkan kuota internet, dimanapun user berada bisa melihat penampakan GBT di lebih dari 20 lokasi wilayah Indonesia. ” pungkas peneliti muda ini.