Ketua MSQ Center sekaligus relawan dari AHY Foundition, Lalu Debi Margadinata Kusuma memberikan buku kepada anak anak pengungsi sekaligus mengajarkan mereka
Koresponden Koranmerah ( Senen, 13/8)
Gempa yang mengguncang Lombok khususnya KLU sejak minggu lalu otomatis membuat pendidikan di Lombok lumpuh.
Pasalnya, selain karena trauma masih dirasakan anak-anak sekolah, bangunan sekolah juga tidak dapat dipergunakan.
Hal itu juga yang membuat Gubernur NTB mengeluarkan instruksi agar proses belajar mengajar di sekolah divakumkan sementara waktu.
Seakan memahami keadaan itu, Ketua MSQ Center sekaligus relawan dari AHY Foundition, Lalu Debi Margadinata Kusuma melakukan hal tidak biasa bagi anak korban gempa di sejumlah posko pengungsian korban gempa di KLU.
Selain membawakan bantuan berupa selimut, obat-obatan, makanan pokok dan sejumlah bantuan lainnya, pria yang akrab disapa Amaq Ketujur ini juga membuka perpustakaan darurat bagi anak korban.
“Kita tidak ingin pendidikan mereka terhenti hanya karena gempa semacam ini, kita ingin mereka terus mendapatkan pendidikan, minimal dengan cara membaca saat ini,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan Amaq Ketujur, bantuan makanan, obat-obatan dan lainnya memang perlu diperhatikan, tetapi semua pihak juga tidak boleh mengabaikan sektor pendidikan.
“Pendidikan pada dasarnya tidak semestinya lumpuh total,” sambungnya.
Dia berharap, semua pihak bisa mengikuti langkah yang diambilnya saat ini, terutama bagi kalangan pemerintah.
Sebab, semua pihak tidak tahu sampai kapan keadaan ini akan berlangsung. Apalagi sekolah-sekolah khususnya di KLU sudah hancur dan akan membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki kerusakan itu.
“Minimal perpustakaan keliling disiapkan Pemda agar bisa mengakses sejumlah tenda pengungsian,” tandasnya.
Sementara itu, salah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram Soefyan Rizki yang ikut menjadi relawan di lokasi pengungsian Dusun Pasiran Desa Bentek Kecamatan Gangga memberi apresiasi terhadap hal ini.
Dia bahkan mendorong agar Pemda bisa menyediakan sekolah darurat bagi para anak-anak korban gempa.
“Itu juga akan menjadi trauma healing bagi anak-anak ini,” singkatnya. (fiq)