Sudah hampir sebulan ratusan ribu warga Lombok Barat (Lobar) mendiami pengungsian. Mereka pun sudah letih dan ingin kembali hidup normal.
Karmin, seorang warga Dusun Kekait 2 Desa Kekait Kacamatan Gunung Sari mengaku ingin berdiam walau memakai terpal di tanah rumahnya sendiri.
“Kami ingin segera kembali ke lokasi rumah kami. Di sini pun kami meminjam tanah kebun milik orang lain (untuk mengungsi, red),” tuturnya sedih.
Karmin beserta 150an Kepala Keluarga di RT 1 ingin segera membersihkan puing-puing rumah mereka, namun karena jumlahnya yang banyak, penuh debu, dan biaya angkut yang mahal membuat mereka urung melakukannya secara mandiri.
“Sulit bagi kami melakukannya secara manual karena volume puing-puing yang banyak,” tuturnya.
Para pengungsi di Dusun itu ingin segera kembali bekerja dan menjalani hidup secara normal. mereka ingin bekerja dan segera pulih dari trauma gempa.
Ada beberapa warga yang sudah membersihkan puing rumahnya, kini terhadang biaya angkut dari lokasi ke tempat pembuangan.
“Sekali angkut dump truck, harus berbiaya dua ratusan ribu rupiah. Saya tidak mampu kalau harus mengeluarkan biaya yang besar,” tambah Karmin memperkirakan sampah puing rumahnya saja bisa lebih dari 15 dump.
“Berapa biaya yang harus saya keluarkan hanya untuk angkutan,” keluhnya getir.
Di kesempatan sebelumnya, menyikapi masalah pembersihan ini Kepala Dinas PU-PR lobar I Made Arthadana seperti melempar handuk. Dengan kondisi kerusakan yang massif, pihaknya tidak bisa berbuat banyak.
Di samping karena tingkat penyebaran sampai ke pelosok-pelosok, keterbatasan alat berat membuat pihaknya tidak mampu bergerak cepat dan optimal.
“Bagaimana mau cepat, kita hanya punya 1 eksavator, 1 backhoe loader, dan 1 dump truck,” tutur Made beberapa waktu lalu.
Ia meminta agar pihak swasta bisa membantu dalam penanganan masalah tersebut.
Dengan keterbatasan alat berat, pihaknya, aku Made, sudah melakukan hal tersebut sebisanya. Pihaknya sudah melakukannya di banyak titik.
“Hari ini kami bergerak melakukan pembersihan di Desa Bengkaung. Kemarin kita di Desa Dopang,” ujarnya dikonfirmasi via telpon.
Untuk diketahui, kerusakan di Lobar akibat gempa mencakup 57.614 rumah, 108 tempat ibadah, 84 fasilitas kesehatan, 294 sekolah dan madrasah, serta jembatan dan toko/kios.
Untuk rumah, Made mengaku pihaknya sudah memverifikasi 40,3% dari seluruh rumah yang rusak.
“Totalnya per hari kemaren adalah 23.242 unit rumah. 12.880 kategori rusak ringan, 4.797 rusak sedang, dan 5.568 unit rusak berat,” pungkasnya.