Beranda Nasional Gonjang Ganjing Diakhir Pemerintahan TGB

Gonjang Ganjing Diakhir Pemerintahan TGB

0
BERBAGI
korban gempa
TGB saat mengunjungi korban gempa

Editorial Koranmerah ( Sabtu, 8/9)


Akhirnya masa jabatan Gubernur NTB, M.Zaenul Majdi dipenuhi polemik dengan peristiwa mengajutkan yang mengundang huru-hara di masyarakat NTB. Mulai langkah sang gubernur yang mendukung Jokowi, lalu disusul bencana alam gempa hingga penetapan nama Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zaenudin Abdul Majid yang merupakan kakeknya sendiri.

Ketiga peristiwa diakhirnya masa jabatannya ini tak lepas dari pro kontra yang telah membelah opini masyarakat NTB. Misalnya soal dukungan ke Jokowi, peristiwa yang heboh setelah pilkada gubernur NTB ini mengundang reaksi masyarakat terhadapnya. Ada yang mengecam langkahnya sebagai sebuah penghiatan terhadap umat islam karena dianggap mendukung rezim yang kerap memenjarakan ulama, sampai ia dianggap menyelamatkan diri dari jeratan kasus korupsi penjualan saham Newmont. Ada juga yang mencap pria yang akrab TGB ini sebagai politisi yang ambisi untuk mendampingi Jokowi dalam pilpres.

Namun adanya juga yang menyambut baik atas dukungan ke Jokowi. Ia sendiri beralasan mendukung Jokowi atas alasan peran penting Jokowi dalam membangun NTB.

“ Akal sehat, kemaslahatan umat dan keberlanjutan pembangunan di NTB.” Ungkap TGB.

Belum lagi redup gonjang ganjing langkah politiknya ini, tiba tiba gempa 6, 4 SR meluluh lantakkan Kecamatan Sembalun dan sekitarnya, selang seminggu gempa berkekuatan dahysat 7.0 SR menguncang Kabupaten Lombok Utara, selang seminggu lagi, gempa 6.9 SR kembali memporak porandakan Lombok hingga Sumbawa. Selain gempa tersebut, gempa susulan yang mencapai 2000 seakan meneror pulau Lombok dan Sumbawa.

Lagi lagi, peristiwa ini dikaitkan dengan diri TGB yang mendukung Jokowi, berkembangnya opini liar di media sosial bahwa bencana gempa bumi atas tingkah sang gubernur membuatnya meringis. Ia menyebut orang yang beranggapan seperti itu sebagai orang yang cacat iman.

“ Itu menunjukkan kecacatan dalam keimanan karena semua takdir, baik dan buruk, itu ketetapan Allah. Jadi repot juga kalau mengukur bahwa suatu musibah itu tanda Allah marah.” Kilahnya.

Di tengah suasana gempa, tiba tiba beredar surat SK penetapan nama bandara Lombok menjadi Bandara Internasional Zaenudin Abdul Majid. Tak pelak, beredarnya SK ini membuat reaksi keras dari Pemda dan masyarakat Lombok Tengah, terutama warga lingkar bandara dan para tokoh perintis bandara. Mereka mengecam TGB sebagai bentuk arogan dan kesewenang-wenangan. Bahkan pemda Lombok Tengah dikerahkan oleh Bupati melakukan Istigosah untuk menolak penetapan nama tersebut.

“ Ini adalah pelecehan. Penolakan pergantian nama bandara adalah harga mati. Di tengah musibah gempa saat ini, muncul pergantian nama tanpa pemberitahuan kepada masyarakat Lombok Tengah sebagai pemilik wilayah dan berjuang berdarah-darah.” Ketus Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT.

Riuh rendah ditengah gempa ini pun menjalar menjadi kubu masyarakat yang setuju dan yang tidak setuju. Media sosial sebagai ajang perang dunia maya. Bahkan kata kotor dan saling ancam menjadi fenomena yang siap kapan saja bisa meledak di alam nyata.

Sementara itu, Kapolres Lombok Tengah, AKBP. Kholilurrahman merespon kondisi yang ada saat ini mengingatkan kepada masyarakat Lombok Tengah untuk menyadari keadaan NTB dimana masih berduka dengan gempa. Ia berharap warga dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

“ Kita sedang berduka dengan bencana. Kita berharap semua pihak menjaga keamanan sehingga kita tidak rugi bersama.” Ujarnya.

Hiruk pikuk kubu-kubu pro TGB dan Kontra TGB masih berlangsung saat ini, M.Zaenul Majdi akan mengakhiri tugasnya pada 17 September mendatang setelah menjabat 2 priode menjadi Gubernur NTB.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here