LSM Kasta NTB meminta agar Gubernur NTB, M.Zaenul Majdi yang sebentar lagi akan lengser tidak membuat kegaduhan saat detik terakhir pemerintahannya. Dimana perubahan nama bandara yang sekonyong-konyong memantik huru-hara di tengah masyarakat saat bencana gempa yang masih berlangsung.
Ketua Pembina KASTA NTB, Lalu Wink Haris meminta Zaenul Majdi agar tidak memaksakan diri dan berlaku sewenang sewenang dengan mengusulkan nama bandara tanpa sepengetahuan pemda setempat, tokoh masyarakat dan DPRD Loteng Maupun NTB yang mempunyai kepentingan dengan nama bandara itu. proses inilah yang menurutnya sebagai tindakan yang hanya mementingkan kelompok pribadi yang memunculkan penolakan keras dari sejumlah elemen.
“ Jika ada anggapan bahwa dia hanya mementingkan pribadi dan kelompoknya dalam penetapan nama bandara, itu wajar. Karena cara yang ia lakukan tidak benar dan melanggar ketentuan aturan kepemerintahan dan norma adat istiadat.” Ungkap Haris.
Ia juga menyayangkan pencatutan nama Majlis Adat Sasak yang katanya menyetujui pengajuan nama bandara tersebut.
“ Kita sayangkan nama MAS dijual. Mungkin saja banyak tokoh di MAS itu yang tidak tahu atau tidak dilibatkan dalam mengambil persetujuan.” Sergahnya.
Selain itu, Kasta juga meminta agar Ormas Nahdlatul Wathan mengevaluasi langkahnya untuk memaksakan nama TGH. Zaenudin Abdul Majid. Mengingat Ia adalah tokoh ulama yang sudah menjadi milik dunia. Dimana tindakan NW saat ini malah merugikan NW dengan cap yang negatif.
” Bisa saja opini publik muncul negatif terhadap NW yang kesannya ingin menang sendiri dan mengkooptasi segala di Lombok. Saya kira tidak bagus bagi NW sendiri.” katanya.
Namun demikian wink menegaskan tidak mempermasalahkan nama yang muncul, hanya saja mekanisme penetapan nama tidak melalui rembuk yang kemudian dituding sebagai tidak beretika. karena penduduk Lombok mempunyai ragam ormas dan latar belakang terkait pembangunan bandara ketika mengkaji histori pembangunan bandara.
Menurutnya harus ada nama yang dapat menyatukan keberagamana yang ada di Lombok ini sehingga semua masyarakatnya tidak ada yang kecewa maupun merasa diperlakukan semena mena.