Editorial Koranmerah (Kamis, 11/10)
Kontes Mister And Miss Gaya Dewata yang merupakan ajang Kontes unjuk keterampilan bagi kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) ini yang mestinya digelar Rabu (10/10/2018) batal digelar. Acara a tersebut mestinya berlangsung di Bhumiku Balai Pertemuan, Denpasar, Bali.
Majelis Ulama Indonesia memberikan apresiasi kepada aparat Kepolisian yang telah membatalkan rencana penyelenggaraan Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 di Bali. Kontes kecantikan itu bernuansa lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
“MUI berharap pelarangan itu akan diberlakukan di semua daerah di wilayah NKRI,” ujar Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa’adi melalui rilis pada Kamis, 11 Oktober 2018. seperti diberitakan viva.co.id
Total kandidat di acara ini, diikuti 80 kandidat dari 40 Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia. Jawa Tengah dan Jawa Timur diketahui yang paling banyak mengirim finalis, yakni 28 orang.
Adapun asal pesertanya yakni dari Sulawesi sebanyak 7 Orang, kalimantan 1 orang, Sumatera 4 orang, Kalimantan 1 orang, Jawa Barat 14 orang, Jawa Tengah dan Timur 28 Orang, Bali 14 Orang dan dari Nusa Tenggara yang terdiri dari Mataram, Bima, Kupang dan Ende sebanyak 12 orang.
