Kementerian Pariwisata RI melaksanakan Program Pengembangan Desa Wisata dengan menggelar Workshop Pengelolaan Homestay di kampung sasak Ende, sengkol, Lombok Tengah
Koresponden Koranmerah ( Sabtu, 20/10)
Kementerian Pariwisata RI melalu Asdep Pengembangan SDM Pariwisata Dan Hubungan Antar lembaga Deputi Bidang Pengembangan Industri Dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata RI menggelar Workshop Pengelolaan Homestay di Desa Wisata Sasak Ende, Sengkol Lombok Tengah, Sabtu-Senen (20-22/10/2018).
Hadir dalam pembukaan kegiatan ini dari Pejabat Kemenpar Pariwisata Susi Sulistiawati dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah, BHL.Putrie beserta segenap pengelola Homestay dan Kelompok Sadar Wisata ( Pokdarwis).
Dalam sambutannya, Susi Sulistiawati mewakili Kemenpar menyebutkan kegiatan Workshop ini diperuntukkan bagi para pengelola Homestay yang mengelola Desa Wisata di Lombok Tengah. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dalam rangka pengelolaan Homestay sehingga bisa menunjang pariwisata berbasis desa.
” Penunjang pariwisata itu disebut 3 A, yakni Atraksi yang berbentuk seni budaya atau dari alam berupa arum jeram contohnya. Kedua Akses, berupa infrastuktur jalan, kalau di desa tidak butuh jalan yang aspalnya bagus karena kita menonjolkan benar benar suasana alam desa. Dan ketiga Aminitas, ada penginapan homestay, tidak perlu hotel mewah kalau kita menggalakkan wisata desa.” Terang Susi.
Selain itu, menurut Susi, Kemenpar mendorong pengelola Wisata Desa untuk menyediakan Homestay, karena para wisatawan dalam kekinian membutuhkan suasana alami desa. Mereka ingin berbaur dengan masyarakat lokal, mengetahui tata cara kehidupan sehari hari masyarakat desa dan termasuk Adat Istiadat masyarakat desa.
” Homestay ada dua jenis yang dibuat dan diperbaiki. Kita mendorong masyarakat lokal di destinasi wisata desa untuk menyediakan homestay atau penginapan bagi wisatawan sehingga menambah lama tinggal bagi wisatawan di desa wisata.” Ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, BHL.Putrie menyambut baik Program Pengembangan Desa Wisata Melalui Pendampingan dengan menggelar Workshop Pengelolaan Homestay. Putrie menyebutkan pemda Lombok Tengah sedang konsen mengurus dan mengembangkan Wisata Desa sebagai penunjang Pariwisata Mandalika. Dengan adanya workshop ini akan semakin menambah spirit dan semangat Pemda dan pelaku wisata di desa untuk memajukan wisata desa di Lombok Tengah.
” Kami menghaturkan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata yang sudah banyak memberikan pembinaan dalam rangka pengembangan pariwisata di Lombok Tengah khususnya, termasuk pengembangan wisata desa.” Ungkap Putrie.
Untuk itu, Pemda Lombok Tengah sudah merancang wisata desa ini sebagai wisata satelit dari pariwisata utama yakni kawasan Mandalika. Wisata Desa ini diharapkan mampu merebut pangsa pasar yang luas baik domestik maupun mancanegara.
” Kita berupaya menjual semua potensi wisata kita di Lombok Tengah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita.” Tandasnya.
Saat ini di Lombok Tengah, ada 42 desa yang diproyeksikan menjadi desa wisata. Keadaannya, setengahnya sudah mulai menggeliat dan dikenal luas oleh masyarakat domestik dan mancanegara, diantaranya desa Setanggor, Desa Aiq Bukaq, Desa Mas Mas, Pasar Pancingan Desa Bile Bante, Kampung Sasak Ende dan kampung sasak Sade dan sejumlah desa di bagian selatan yang memiliki pantai.
Dalam Workshop yang digelar selama 3 hari ini, peserta di berikan materi mulai dari teknis membuat Homestay, teknis pelayanan, teknis perawatan hingga marketing cara menjual homestay bagi wisatawan.
Adapun pemateri selama Workshop Pengelolaan Homestay berasal dari para praktisi yang sudah berkecimpung mengelola wisata desa yakni Ferdinandus Edmundus KR dan Kuswoyo.