Beranda Editorial Universitas Hamzanwadi Sukses Gelar Konferensi Internasional. Ini Hasilnya

Universitas Hamzanwadi Sukses Gelar Konferensi Internasional. Ini Hasilnya

0
BERBAGI
Rektor Universitas Hamzanwadi, DR.Rohmi Djalilah saat menghadiri Konferensi Internasional Universitas Hamzanwadi (3-4/11/2018)

Koresponden Koranmerah (Selasa, 6/11)


The 4th Hamzanwadi International Conference on Education (HICE) 2018 berjalan lancar. Universitas Hamzanwadi sebagai penyelenggara mendapat banyak pengetahuan.

“Seluruh panitia ucapkan terima kasih, terutama pada pembicara dari luar negeri,” kata Wakil Rektor I Universitas Hamzanwadi Dr Khirjan Nahdi, kemarin (4/11).

Dijelaskan, HICE 2018 bagian dari penguatan visi dan misi Universitas Hamzanwadi. Dimana sudah disusun program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

“Salah satu poin dari seminar internasional ini pentingnya pendidikan berbasis kultur,” sambungnya.

Khirjan mengatakan, teori dasar pendidikan seluruh dunia hampir sama. Pembedanya adalah ketika pendidikan tersebut jatuh di daerah tertentu.

“Ini yang harus disesuaikan dengan latar belakang daerah,” terangnya.

Lebih jauh, tema seminar elevating human resources through education, language, and culture dinilai tepat. Setelah seminar internasional masih ada lanjutan. Seperti yang direncanakan oleh Prof Keith Wood dari Universitas Brunei Darussalam. Ada ujicoba satu model yang sukses di Brunei Darusaalam dan Kanada.

“Ini akan dicoba di Indonesia,” imbuhnya.

Selain itu, sambungnya, pembahasan lainnya adalah soal teknologi sebagai pendukung pendidikan. Kunci pendidikan tetap ada pada manusia.

“Jadi jangan jadikan teknologi segalanya. Yang utamanya manusia,” terangnya.

Ditambahkan, penekanan dari Prof Gerrard dari Universitas Jepang mengenai kemampuan Bahasa Inggris anak di Jepang cukup bagus. Sebelum tes TOEFL dan IELTS ada persiapan sejak awal.

“Jadi saat di SMA secara khusus dipersiapkan,” tandasnya.

Salah satu perwakilan dari Fiji, kata Khirjan, memberi pemaparan bila pendidikan itu ada tahapan. Meski seorang pegawai atau guru, tetap ada tes dilakukan. Salah satu pengukurnya dengan ujian berkala.

“Ini bisa diberlakukan juga di Indonesia,” ujarnya.

“Ada pilihan semua tidak bisa langsung dijadikan satu sekaligus,” tambahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here