Hujan yang mulai mengguyur pulau Lombok berdampak pada para pengungsi yang ada di tenda pengungsian. dimana hingga kini mereka belum mendapatkan bantuan untuk pembangunan rumah.
Tenda pengungsian rumah mereka banjir setelah diguyur hujan pada Rabu, (7/11). Tenda mereka yang seadanya membuat mereka harus merasakan kedinginan akibat air yang menggenangi tanah tempat tenda mereka dibangun. Mereka menagih janji pemerintah.
” Pengungsian kami terendam air…kemana ni para penguasa yg menjanjikan kami kesejahteraan dgn tempat tinggal yg layak?.” Kata Baiq Diah Wiratmaya
Lebih lanjut, ia meminta agar pemerintah segera membuatkan rumah bagi mereka sesui janji Presiden Jokowi dan para menterinya. karena hujan yang terus melanda mengkhawatirkan mereka. Dimana mereka akan bertenduh dan tidur.
” Bantu kami Lokasi Dusun Terengan Lauk,Desa Pemenang Timur Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara.” Terangnya.
Sementara itu sebelumnya, Wapres Yusuf Kalla saat melawat ke NTB baru baru ini menjanjikan proses pembangunan rumah untuk korban gempa bisa selesai hingga bulan Maret tahun 2019 mendatang.
“Kita usahakan sampai bulan Maret 2019, artinya proses (pembangunannya) 8 bulan. Jadi sekarang sisa 6 bulan,” kata Jusuf Kalla di kantor Gubernur NTB usai melakukan kunjungan ke sejumlah titik lokasi pembangunan hunian tetap di Kota Mataram, Ahad.
Pemerintah, jelasnya, menargetkan pembangunannya dengan mendorong peran seluruh pihak yang terlibat, terutama pengusaha BUMN maupun lokal yang ditunjuk sebagai aplikator pembangunan.
“Tidak ada yang lain yang kita bicarakan hanya percepatan. Karena itu semuanya harus dilipatgandakan, aplikator yang membuat tiang-tiang beton itu juga harus dipercepat dari yang ada sekarang,” ujarnya.
Begitu juga diharapkan kepada peran serta masyarakat, khususnya yang terdampak gempa untuk ikut membantu pemerintah dalam upaya percepatan pembangunannya.
“Pemerintah memberikan dana untuk membelikan bahan, kemudian dikerjakan bersama. Itu lah kenapa timbul peran kelompok masyarakat agar dia bergotong royong,” ucapnya.
Berdasarkan data sementara sampai Oktober 2018, jumlah kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal sebanyak 204.449. Dalam rinciannya, terdapat 83.808 rusak berat, 44.566 rusak sedang dan 76.075 rumah warga hanya rusak ringan.