Konferensi Wilayah Pelajar dan Putra Putri NU NTB, Rabu [28/11]
Koresponden Koranmerah [Rabu,28/11]
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Putra Putri Nahdlatul Ulama [IPNU/IPPNU] NTB menggelar Konferensi Wilayah hari ini, Rabu [28/11] di Mataram. Acara yang mengambil tema ‘Regenerasi Kepemimpinan Pelajar Nahdiyin Hadapi Industri Digital 4.0’ dihadiri oleh Ketua IPPNU Pusat, Puti Hasni. Sementara Gubernur NTB diwakili oleh H. Azhar.MM, Staff Ahli Bidang Perekonomian, Perindustrian Infrastruktur dan Pembangunan.
Dalam sambutannya, H.Azhar mengatakan para Putra Putri Pelajar NU harus bisa bersinergi dengan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mengembangkan program 1000 beasiswa luar negeri dari pemprov NTB. Dimana program yang dicanangkan gubernur Zul ini, bertujuan meningkatkan kemampuan SDM NTB dengan mengirim mahasiswa ke luar negeri.
” Pada tahun 2018 ini, ada 200 pelajar yang sudah dikirim Polandia untuk belajar disana. Kedepannya ilmu yang mereka peroleh bisa bermanfaat bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat.”Ungkapnya.
Lebih lanjut, Azhar juga berharap hal yang sama terhadap para pelajar yang ada di IPNU/IPPNU untuk bisa dikirim ke luar negeri. Kuncinya adalah memiliki prestasi sehingga bisa mendapatkan beasiswa. kesempatan dikirim ke luar negeri untuk belajar sama bagi para pelajar di NTB. Ilmu yang didapatkan di luar negeri bisa diterapkan untuk membangun NTB.
Sementara itu, dalam momentum acara Konferwil ke -8 ini, para senior serta alumni Ikatan Pelajar Putra/ Putri Nahdlatul Ulama IPNU/ IPPNU NTB berpesan agar peserta serius mempersiapkan diri menghadapai era revolusi industri digital 4.0. Tujuannya, agar pelajar NU bisa berkompetisi di kancah Nasional, bukan hanya sebagai penonton akan tetapi sebagai pelaku terhadap.
” Kader Nahdiyyin harus melek informasi. Lewat revolusi industri 4.0, salah satu bertujuan agar segala lini bisa ditempati oleh semua kader nahdiyyin, supaya kita mandiri secara ekonomi, bisa menyesuaikan diri dalam era tersebut sebagai dasar untuk belajar berjuang dan bertaqwa sesuai dengan mars IPPNU yang di nyanyikan.” Demikian arahan Baiq Mulianah,M.Pd,I.
Melek terhadap revolusi industri 4.0 ini juga harus diiringi dengan pembentukan karakter Aswaja Annahdiyah di sekolah -sekolah. Karena radikalisme menurut catatan BNPT dalam rilis terakhir menyebutkan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi yang paling rawan terkena radikalisme.
” Kader IPNU/ IPPNU NTB diwajibkan menguasai media sosial untuk melawan faham Radikalisme dan melakukan pengembangan sayap kaderisasi ke tingkt sekolah sebagai upaya pencegahan dini terhadap paham radikalisme.” Tandas ketua pusat IPPNU Puti Hasni.
Puti juga menekankan semua pelajar NU dapat mempersiapkan diri menjadi orang besar yang bermamfaat bagi Nusa dan Bangsa.