DPRD Propinsi NTB menyepakati untuk mencoret dana hibah ke Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB senilai Rp.6 Miliar. Alasannya, adanya polemik di tubuh BPPD NTB terhadap siapa sah menjadi ketua BPPD. Selain itu, dewan menilai BPPD tidak optimal mempromosikan pariwisata NTB.
Menanggapi aksi dewan ini, ketua BPPD NTB, Fauzan Zakaria menyayangkan sikap Dewan yang menghapus anggaran untuk BPPD NTB. Dimana menurutnya, alasan polemik di tubuh BPPD NTB, tidak tepat dijadikan landasan sehingga dana tidak diberikan, karena kenyataannya polemik yang sempat bergulir beberapa waktu lalu itu sudah tidak terjadi lagi. BPPD NTB sudah solid yang focus mempromosikan pariwisata.
“ Kalau saya sih menyayangkan ya. Sebab kalau alasan bahwa dinamika internal BPPD menjadi alasan penghapusan itu sangat menyangkan. Karena dinamika internal BPPD juga sudah selesai.jadi sangat tidak tepat.” Kata Fauzan Zakaria.
Menurut Fauzan, harusnya dewan dapat menilai dengan jernih dan secara menyeluruh, Dinamika yang sempat terjadi di BPPD, tidak serta merta menghapus anggaran. Karena bagaimana pun, BPPD memiliki fungsi strategis dalam mempromosikan wisata NTB. Kata Fauzan, Sebagus apapun destinasi, tanpa promosi, maka tidak akan dapat dijual dengan laris.
“ Mungkin kawan kawan di DPRD juga masih memahami persoalan tidak secara utuh.” Katanya.
Meski anggaran dihapus, Fauzan menegaskan tidak patah arang. Ia akan tetap menjalankan tugasnya sebagai ketua BPPD. Ia berencana menggandeng sejumlah BUMN, jika benar-benar anggaran dihapus, karena sumber pembiayaan untuk promosi tidak hanya dari APBD.
“ Seperti yang saya sampaikan sebelumnya. APBD merupakan salah satu sumber pendanaan untuk melakukan kegiatan promosi. Namun diakui, walaupun salah satu sumber tapi menjadi sumber utama. “ ucapnya.
Untuk itu, Fauzan bersama tim akan berupaya melakukan komunikasi dan lobi ke dewan agar anggaran untuk BPPD batal dihapus, sehingga promosi pariwisata dapat berjalan, “ ke depan, kita akan melakukan komunikasi lebih intens, baik eksekutif maupun legislative.” pungkasnya .
