Beranda Nasional Survei Median Jadi Warning, Elektabilitas Jokowi-Prabowo Terpaut 12,2 Persen

Survei Median Jadi Warning, Elektabilitas Jokowi-Prabowo Terpaut 12,2 Persen

0
BERBAGI
jokowi dan prabowo berpelukan
Dua calon presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo, saat berpelukan bersama pesilat Hanifan Yudani Kusuma

Editorial Koranmerah [28/11]


Lembaga survei Median pada Selasa (27/1) merilis hasil survei elektabilitas terbaru dari dua pasang capres-cawapres. Dalam hasil survei, kedua pasang memiliki selisih 12,2 persen.

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyampaikan, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 47,7 persen dan Prabowo-Sandi 35,5 persen.

“Bicara pengalaman pilpres (sebelumnya), selisih ini tidak terlalu tebal, artinya keunggulan ini masih bisa disamakan Prabowo kalau mereka ingin mengejar. Survei ini memberikan warning bagi kedua calon,” katanya di Cikini, Selasa (27/11). Seperti Diberitakan Republika.co.id

Di sisi lain, menurut Rico, untuk mempertahankan elektabilitasnya, Jokowi harus menyelesaikan kebutuhan dasar seperti listrik dan sembako. Selain itu, isu seperti lapangan pekerjaan dan nilai tukar rupiah juga menjadi sorotan.

“Kekhawatiran nilai tukar rupiah terhadap dolar sama sekali belum pulih sejak Jokowi menjabat,” ungkapnya.

Keunggulan Jokowi merujuk kepada pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan selama empat tahun ini. Namun, ternyata hal itu belum mampu mendongkrak elektabilitasnya yang masih berada di bawah 50 persen.

“Kita harus lihat kenaikan harga-harga sudah sejak 2017. Dimulai dengan dimulai tarif listrik, kemudian harga bahan pokok. Nah yang dibutuhkan oleh Jokowi-Ma’ruf adalah bagaimana meyakinkan publik agar publik percaya bahwa ketika mereka nanti terpilih, harga kebutuhan pokok tidak naik atau bisa tidak sih harga kebutuhan pokok turun ketika nanti Jokowi terpilih kembali,” ungkap Rico.

Rico juga menjabarkan temuan tentang elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang masih di bawah Jokowi-Ma’ruf. Sebab, menurutnya, jika ada ketidakpuasan terhadap kinerja pejawat, biasanya elektabilitas oposisi cenderung menguat.

“Jadi, masih terlihat kompetensi ekonomi Prabowo-Sandiaga yang belum terbangun sama sekali. Faktor kedua, gaya politik Prabowo yang keras masih menjadi sorotan,” paparnya.

Rico menyebut narasi ekonomi yang diungkapkan oleh Prabowo-Sandiaga baru sebatas mampu menahan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. “Narasi ekonomi yang dibangun belum meyakinkan pemilih untuk memilih mereka,” tambahnya.

Survei terbaru Median digelar pada 4-16 November 2018. Survei median menggunakan sampel sebanyak kurang lebih 1.200 responden yang diambil secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi serta gender. Margin of error dalam survei ini tercatat sebesar kurang lebih 2,9 persen.

Ada sekitar 16,8 responden yang tidak atau belum menentukan pilihan atas kedua pasangan capres-cawapres itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here