Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK) menggelar pertemuan dengan sejumlah awak media di Lombok. Pertemuan digelar di Lesehan Kemuning, Jalan Majapahit, Kota Mataram, Kamis (29/11).
Dalam kopi darat bersama awak media, HBK menceritakan perjalanan kisah hidupnya bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. HBK mengatakan bahwa dia telah bekerja, mengabdi dan mendampingi Prabowo Subianto dalam tiga era atau zaman perjalanan hidup yang dijalani Prabowo Subianto.
Di mana, pada tahun 1994, pada saat HBK baru saja menyelesaikan tugas belajarnya di luar negri yaitu di Negara Australia, yang bertepatan juga dengan baru dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Komandan Kopassus. Sebagai seorang prajurit yang baru pulang melaksanakan tugas belajar di luar negri, HBK kemudian bertemu Prabowo Subianto, sebagai atasannya langsung untuk melapor kepulangannya.
“Kebetulan Bapak Prabowo baru dilantik sebagai Komandan Kopassus yang baru. Selesai melapor dan diterima beliau di kantornya, dalam perjalanan pulang ke satuan saya di Grup-4 Kopassus, kemudian saya diperintah oleh Komandan Grup saya untuk kembali ke Makopassus keesokan harinya untuk menjadi Sekretaris Staf Pribadi (Sespri) Komandan Kopassus yang baru”, ungkapnya.
HBK menjadi Sespri Prabowo hingga 1997, dan setelah itu dia menjabat sebagai salah satu Komandan Batalyon di Grup-4 Kopassus.
Pengabdian HBK kepada Prabowo berlanjut hingga tahun 2000. Pada saat Prabowo pensiun, HBK kembali menemani Prabowo dalam menjalankan bisnis yang Prabowo miliki dan pimpin. Beberapa perusahaan milik Prabowo dikelola oleh HBK, sehingga tidak jarang HBK dikenal sebagai “Samurainya Prabowo”.
“Kemudian di saat Prabowo Subianto mewakafkan sisa hidupnya pada perjuangan politik, kemudian HBK dipercaya sebagai Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra”, ungkapnya.
Pendirian Partai Gerindra
Saat HBK menetap di Malaysia, pada tahun 2008, HBK dipanggil oleh Prabowo ke Singapura. Kebetulan setiap weekend beliau selalu bezook dan menemani ibundanya yang sedang dirawat di RS Mount E, di Singapura. Dia bersama Fadli Zon dipanggil untuk berdiskusi soal keinginan Prabowo untuk mengabdikan dirinya pada kemaslahatan bangsa dan negara. Dan pertemuan tersebut menjadi cikal-bakal terbentuk dan didirikannya Partai Gerindra.
“Maka dalam pertemuan itu diputuskan nama Partai, dirancang visi-misi Partai dan sebagainya”, jelasnya.
Maju Menjadi Caleg
HBK saat ini merupakan Caleg DPR RI Partai Gerindra dengan nomor urut-1 dari Dapil NTB II/Lombok. Majunya dia sebagai Caleg atas perintah langsung dari Prabowo Subianto.
Sebagai wujud kesetiaannya, HBK kemudian maju mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI dari Lombok ini.
Dia menyampaikan harapan Prabowo agar masyarakat Pulau Lombok menjadi sejahtera, mengingat Lombok merupakan lumbung suaranya.
“Beliau memerintahkan saya ke Lombok, untuk bisa menjadi trigger dalam mewujudkan Pulau Lombok yang masyarakatnya menjadi adil dan sejahtera sesuai cita-cita Prabowo Subianto”, ungkapnya.
“Saya mendapat kepercayaan, amanah dan penugasan dari beliau untuk menjadi Caleg DPR-RI dari Dapil NTB II dengan nomor urut-1. Saya ikut bertarung menjadi Caleg dari Pulau Lombok,” sambung HBK.
Selain maju sebagai Caleg, HBK juga bertugas memanaskan mesin Partai Gerindra di NTB guna menjaga suara Partai tetap aman dalam Pilpres 2019 mendatang.
HBK membantah maju menjadi Caleg semata-mata untuk mengejar pangkat atau jabatan, demikian juga dengan harta atau kekayaan. Melainkan murni sebagai kesetiaan terhadap perintah Ketua Umum Partainya.
“Kalau hanya menjadi anggota DPR RI, kalau hanya itu cita-cita saya, maka saya tidak hanya bertarung pada 2019 ini. Sudah dari jauh-jauh hari saya punya kesempatan untuk ikut terlibat dalam perhelatan itu. Karena saya salah satu inisiator, bidan kelahirannya Partai Gerindra,” tandasnya.
Menepis Isu Caleg Impor
Perjalanan HBK menjadi Caleg di Lombok, tampaknya tidak berjalan mulus. Isu Caleg Impor telah menyerangnya. Dia diisukan hanya mengincar suara di lumbung suara Prabowo Subianto ini.
Hal tersebut tentu dibantah HBK. Dia lagi-lagi menegaskan majunya sebagai Caleg atas permintaan Prabowo Subianto.
“Kalau hanya jabatan yang saya kejar, saya tidak perlu jadi anggota Dewan. Kalau beliau (Prabowo) jadi Presiden RI, pasti HBK dibawanya ke Istana,” tegasnya.
Dia berharap isu Caleg Impor ini untuk segera diakhiri. HBK meminta para Caleg untuk berkompetisi atau bertarung secara terhormat.
“Mari bertarung secara terhormat, dan jika terpilih nanti, mari juga bertarung lagi, siapa anggota DPR RI yang dikirimkan Pulau Lombok ini kemudian menjadi anggota DPR RI yang paling banyak berpihak, dan membawa banyak manfaat dan kebaikan kepada masyarakat Lombok yang diwakilinya,” katanya.