Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan, beberapa tokoh lintas agama akan menyapa peserta reuni alumni 212 di Monas Jakarta, Minggu [2/12].
“Ini komunikasi baru kemarin, tidak ada skenario. Ada satu pesan saudara kami berada di lokasi kurang tepat langsung duduk, misalnya mobil berhenti jalan dulu sekali-sekali menyapa posko dan peserta perkenalkan saya pendeta ini,” ujar Yusuf.
Salah satu tokoh agama Kristen yang akan hadir yakni Etika Hiya. Etika adalah tokoh Gereja Orahua Niha Keriso Protestan. Etika menyebut reuni 212 mengangkat tema persaudaraan yang bersifat universal.
Menurut Etika, tema yang diusung panitia dalam Reuni 212 yakni tentang persaudaraan, kemanusiaan, dan keumatan.
“Tema ini adalah tidak hanya berlaku bagi saudara kami yang Muslim. Tema ini, ketika berbicara persaudaraan, universal, berbicara dalam satu bangsa,” kata Etika.
Hal serupapa dikatakan perwakilan Hindu, Rajit Singh. Ia menyebut acara reuni alumni 212 merupakan gerakan damai dan tidak memandang suku dan etnis. Oleh karena itu, ia ingin persaudaraan antar agama selalu terjaga di Indonesia.
“Kami terpanggil secara langsung alumni 212 dalam pendapat kami gerakan damai tidak memandang suku dan etnis,” jelas Rajit.