Pengamat Politik dan Ahli Filsafat memberikan penegasan kepada publik agar cerdas memilih para calon anggota legislative pada tahun 2019 mendatang. Menurut Rocky Gerung, harusnya para caleg diuji kemampuannya secara akademis sehingga layak mewakili suara rakyat di parlemen.
“ Caleg itu diuji kapasitasnya, diuji integritasnya. Pertanyaannya dia diuji dimana?. Diuji diatas panggung, nggak mungkin. Karena yang diucapkan diatas panggung adalah kebohongan supaya dia dapat suara. Bertanya ketika lagi kampanye nggak mungkin, karena setelah dia bicara, maka music dangdung mulai.” Kata Rocky saat seminar bertemakan ‘Eksistensi Demokrasi Pancasila Dalam Menghadapi Tahun Politik’ di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Untuk itu, Rocky berharap kampus bisa menjadi tempat diujinya para caleg agar mengetahui sejauhmana komitmen mereka dalam mewakili rakyat di parlemen. Para caleg ini akan diuji oleh komponen kampus dan mahasiswanya sehingga masyarakat mengetahui mana caleg yang pantas dipilih.
“ Beda hasilnya, kalau dia berdiri di panggung kemudian kampanye satu arah. Itu yang tidak kita miliki, kampus disetrilkan dari politik, akibatnya tidak ada kontrol etika dan logika terhadap calon calon pemimpin public.” Tandas Rocky.
Gerung juga menyitir tingkah calon legislative setelah terpilih yang seolah seperti raja, padahal awalnya mereka mati-matian merayu masyarakat dan mahasiswa untuk memilih mereka. Tak jarang, setelah jadi anggota dewan acuh terhadap rakyat dan menutup akses interaksi dan komunikasi dari masyarakat dan mahasiswa yang hendak menyampai aspirasi mereka kepada wakilnya di parlemen.
“ Lo dulu anda mengemis minta suara mahasiswa, yang dulunya pengemis, tiba tiba jadi raja. Itu ajaib dalam demokrasi.” Pungkas Gerung.
Untuk itu, Rocky berharap demokrasi pancasila hendaknya diterapkan sebagai cara menemukan wakil rakyat yang layak diusung ke parlemen setelah melewati tahapan seleksi yang ketat oleh public dengan cara debat public guna mengetahui kemampuan dan integritas mereka sebagai calon wakil rakyat.
