Orang Papua yang menjadi pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) merasa seperti dijajah di negaranya sendiri.
Hal itu sebagaimana yang tertulis di sebuah kaos oblong yang dikenakan oleh salah satu pengunjuk rasa yang tergabung dalam Koalisi Pekerja Korban Ketidakadilan Freeport Indonesia di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (27/12).
Yairus Itlay mengaku memakai kaos tersebut karena merasa ada ketidakadilan yang dilakukan oleh manajemen selama dia dan ribuan pekerja lainnya bekerja di sana.
Khususnya saat PTFI memberlakukan furlough atau kebijakan efisiensi strategis. Kebijakan ini diambil karena adanya tarik ulur perundingan antara pemerintah Indonesia dengan PTFI terkait divestasi saham. Ribuan pekerja pun di-PHK secara sepihak.
“KAMI Indonesia. Dijajah di negara sendiri. @moker-furlough,” begitu kutipan yang tertulis di bajunya yang lusuh.
“Korban PHK sepihak. Buruh PT Freeport Indonesia menggugat!” tulisan di belakang kaos pria paruh baya itu.
Tidak hanya berujung PHK sepihak, menurut dia, manajemen Freeport juga sudah mencabut berbagai fasilitas yang mestinya mereka terima. Di antaranya fasilitas BPJS Kesehatan. Ujungnya, 35 orang kawan mereka meninggal dunia akibat tidak mampu membayar biaya berobat ke rumah sakit.
“Banyak teman meninggal itu sumbernya, yang mungkin dilakukan oleh Freeport dengan pemeritah. Makanya kita pakai baju ini,” ujar pria asal Papua ini kepada redaksi di lokasi. [rus/rmol.co]