Editorial Koranmerah [Rabu,9/1]
Fenomena alam yang dirasa aneh oleh warga di Desa Mas-mas, Kecamatan Batukliang Utara pada Rabu (09/01/2019) siang. Dimanas sekitar pukul 14.00 Wita turun hujan air disertai butiran es sebesar kerikil.
Salah seorang warga Desa Mas-mas menerangkan hujan tersebut berlangsung selama sekitar tujuh (7) menit.
“Saya awalnya takut. Tiba-tiba hujan es begini siapa yang enggak takut coba,” kata Habib dikutip dari Inside Lombok, Rabu (09/01/2019).
Habib juga menerangkan, selain butiran es, hujan tersebut disertai angin yang cukup kencang juga. Warga Desa Mas-mas sempat terheran heran dengan fenomena alam tersebut.
Sementara menurut penjelasan BMKG, peristiwa demikian adalah fenomena alam yang alamiah. Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, fenomena hujan es biasanya banyak terjadi pada masa pancaroba.
“Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya,” ujar Hary melalui keterangan tertulis.
Hary menyampaikan, ada beberapa indikasi terjadinya hujan lebat atau es disertai petir dan angin kencang pada hari ini.
Satu hari sebelumnya, kata Hary, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara yang terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat, ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%). Mulai pukul 10.00 pagi, terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis-lapis).
Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu yang menjulang tinggi seperti bunga kol.
Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (cumulonimbus).