Salah satu tokoh adat dan budayawan suku Sasak, Lalu Syar’i Bayan tutup usia pada hari ini, Rabu [30/1].
Tokoh yang kerap dipanggil Mamiq Bayan ini meninggal di rumah duka di dusun Lebak, Desa Ketare, Lombok Tengah. Ia tutup usia pada umur sekitar 86 tahun.
Pantauan di rumah duka, pihak keluarga sudah berkumpul, bahkan dari pejabat Pemda Lombok Tengah sudah melayat ke rumah duka.
Pihak keluarga yang diwakili oleh HL.Putrie dan selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah mengutarakan Mamiq Bayan selalu mencurahkan perhatiannya untuk kemajun budaya Sasak agar dikenal luas masyarakat dunia.
Bahkan di akhir hayatnya Mamiq Bayan juga sempat memberikan kontribusi kepada Lombok Tengah. Dimana sebelumnya dalam Sangkep Warige penentuan Bau Nyale 2019, ia memberikan wajengan dan pandangannya kapan penentuan Bau Nyale tahun ini. Ia tidak bisa hadir dalam sangkep warige yang saat dilakukan di Ende Sengkol karena kondisi kesehatannya.
” Sempat kita minta wajengan dan arahan dari beliu. Tidak bisa hadir karena kondisi kesehatannya. Ia adalah salah satu tokoh adat yang menjadi penentu dalam pengambilan keputusan kapan Bau Nyale.” Kata Putrie.
Kiprahnya di bidang Adat dan Budaya tidak terperikan. Hidupnya ia curahkan pada pelestarian dan pengembangan kebudayan Sasak. Menurut Putrie, Mamiq Bayan adalah tokoh yang mengajarkan masyarakat suku Sasak untuk mencintai Adat Dan Budaya Sasak yang teramat luhur.
Mamiq Bayan mengajarkan bagaimana menjadi orang Sasak yang sesui adat istiadat, bagaimana cara pandang dan pola hidup yang sesui dengan budaya Sasak.
” Mamiq Bayan adalah seorang tokoh dan juga figur sentral dari sisi budaya yang benar-benar. Beliu mengajarkan bagaimana kita cinta terhadap budaya. Bagaimana beliu mendorong kita untuk melakukan amal dan kegiatan yang positif terus menerus. Beliu juga mengajarkan kepada kita bagaimana sikap seorang sasak tulen.” Jelas Putrie.
Ada empat pengajaran Mamiq Syar’i yang ia sering diajarkan kepada semua orang. Empat prinsip hidup orang sasak yang jika diamalkan maka akan menjadi manusia sasak tulen yang dekat kepada penciptanya dan berakhlak mulia, disukai kawan, disegani lawan.
Empat prinsip itu yakni Wirame yaitu bertutur sapa yang baik penuh sopan santun. Selanjutnya yakni Wibusane, adalah cara berpakaian yang sesui dengan keadaban. Selain itu Wirage yakni performance dan tampilan kepada publik yang beradat istiadat, tidak merendahkan orang lain dan tidak meninggikan diri sendiri. Cakep bertindak dan berlaku.
” Yang terakhir adalah Wirase yakni rasa cinta kasih, tenggang rasa dan menghargai perasaan orang lain. Ini yang diajarkan oleh Mamiq Bayan.” Pungkas Putrie.
Mamiq Bayan akan dimakamkan di desa Ketare, Pujut pada hari Kamis, [31/10 sekitar 14.00 Wita.
Semoga polres Loteng dapat segera mengungkap kasus pembakaran rumah ketua WALHI tsb. Kawan2 LSM Agar mengawal kasus ini.
Kami percaya dg kehadiran bpk Kapolres baru akan segera terungkap motiv pbakaran tsb
Semoga polres Loteng dapat segera mengungkap kasus pembakaran rumah ketua WALHI tsb. Kawan2 LSM Agar mengawal kasus ini.
Kami percaya dg kehadiran bpk Kapolres baru akan segera terungkap motiv pbakaran tsb