Koresponden Koranmerah [Minggu, 17/2]
Komisi II DPRD Lombok Tengah menanggapi baik terhadap lounching desa wisata di sejumlah desa di Lombok Tengah yang sedang gencar dilakukan. Namun demikian dewan mengingatkan agar tidak hanya uforia sesaat yang nantinya tidak ada tindak lanjutnya.
” Ya bagus banyak desa wisata tapi kita ingatkan jangan hanya anget-anget sebentar saja setelah itu ditinggalkan karena tidak ada pemeliharaan dan penanganan yang berkelanjutan,” kata ketua Komisi II, M.Samsul Qomar.
Setelah lounching, daerah diminta tidak boleh meninggalkan desa. Pemda Lombok Tengah dan Provinsi harus terus memberikan suntikan moral dan material kepada desa yang sudah memproklamirkan diri menjadi desa wisata itu.
” Jangan lounching lalu pergi hilang entah kemana jadi terbengkalai begitu saja,” tandas politisi Demokrat ini.
Untuk itu, Dewan berharap pemerintah bisa memberikan pemberdayaan terus menerus kepada pengelola desa wisata yakni para Pokdarwis sehingga bisa menghidupkan terus wisata desa yang sudah dilounching itu.
” Semoga komitmen daerah kita untuk menjadikan desa wisata sebagai penyangga KEK bisa terwujud dengan baik tidak sekedar sekdar saja atau hanya ikut ikutan sama daerah lain saja, saya dukung keberadaan semua pokdarwis untuk memacu pariwisata kita,” kata ketua Pemuda Pancasila Lombok Tengah ini.
Komisi II kata Qomar siap menyiapkan anggaran kepada Pokdarwis guna meningkatkan kemampuan SDM untuk mengelola desa wisata. Namun ia mengungkapkan untuk pariwisata di TAPD Loteng tidak banyak anggaran yang disiapkan. Sehingga pihaknya berharap pada perubahan APBD 2019 bisa dinaikkan anggaran untuk pariwisata.
” Kita ingin kawan kawan Pokdarwis ini belajar dari daerah lain di indonesia seperti Bali, Jogja, dan daerah yang sudah maju desa wisatanya,” tambah mantan ketua KNPI Loteng ini.
Tak hanya itu, Qomar menekankan agar desa wisata menjual kealamian desa bukan kesannya dibuat-buat, bukan latah mengikuti desa tetangga atau daerah lain. Dia mencontohkan Desa Pelipuran Bali yang menjual kealamian desa yang kemudian banyak diminati oleh wisatawan mancanegara.
” Jadi kalau hanya spot selfie dan tempat nongkrong itu mah sudah biasa tapi keaslian desa itu yang di gali itu yang kita jual ke pelancong agar tidak punah, atraksi budaya juga harus ada di desa wisata tersebut yang bisa di nikmati pelancong. Jangan latah atau ikut ikutan sama daerah lain, kita jual diri kita dengan kealamian dan keaslian desa serta budaya kita,” pungkas dewan Dapil Jonggat-Pringgarata ini.
BACA JUGA; Bentrok Polisi Dengan Warga di Bima, Polsek Dirusak. Ini Tanggapan Polda NTB