Peluang tumbuhnya wirausaha baru di berbagai bidang
semakin besar terbuka di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyusul perkembangan sektor pariwisata di daerah ini.
Generasi muda NTB dinilai harus mulai berani mengambil kesempatan dan tantangan untuk memulai berwirausaha untuk mengimbangi perkembangan pariwisata tersebut.
Ketua DPD Partai Hanura Provinsi NTB, H Syamsu Rijal mengatakan, perkembangan sektor pariwisata di NTB cukup baik beberapa tahun terakhir.
Ke depan perkembangan ini tentu akan sangat terakselerasi dengan ditetapkannya kawasan Mandalika di Lombok Tengah sebagai lokasi MotoGP di tahun 2021.
Hal ini sekaligus menempatkan NTB sebagai destinasi sport tourism dan juga memiliki dampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke daerah ini.
“Di sinilah masyarakat kita bisa mengambil peluang itu, terutama generasi muda kita. Trafic arus wisatawan yang meningkat tentu akan berdampak pada kebutuhan atau demand terhadap berbagai macam barang dan jasa, dan ini bisa dipenuhi dengan wirausaha-wirausaha baru,” katanya Syamsu Rijal yang juga anggota DPRD NTB, Selasa ( 26/2)
Pria ramah yang kembali maju sebagai Caleg DPRD NTB Dapil III atau yang dikenal dengan Dapil Lombok Timur bagian Utara dari Partai Hanura Nomor Urut I ini mengatakan, dengan asumsi tingkat kunjungan wisata
yang melonjat pasca 2021 nanti, maka semangat dan keberanian memulai wirausaha harus dimulai dari sekarang.
Hal ini juga selalu disampaikan Syamsu Rijal setiap kali dirinya turun ke masyarakat, terutama kepada para generasi muda di Lombok Timur Utara sebagai basis Dapil-nya.
Sebab, ia tidak ingin generasi muda kita hanya menjadi penonton di saat kunjungan wisatawan meningkat.
“Mulailah berusaha sekarang, banyak UMKM yang berpotensi saat ini terutama di era digital. Kalau dilakukan mulai sekarang, maka dua tahun lagi, ketika MotoGP atau kegiatan apa pun digelar di Lombok, kita sudah siap menjadi pelaku di sektor pariwisata. Jangan hanya jadi penonton,” tegas Syamsu Rijal.
Menurutnya, ide dan gagasan wirausaha tidak selalu harus dimulai dengan usaha besar dan modal yang besar.
Cukup banyak peluang yang bisa dilakukan dengan modal kecil, dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di Desa sendiri.
Ia mencontohkan, usaha kuliner atau UMKM pertanian. Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada di desa. Generasi muda
yang punya visi dan semangat sama bisa mulai membentuk kelompok usaha.
Mereka bisa memproduksi jajanan untuk oleh-oleh seperti berbagai macam keripik, atau mengemas produk sambal khas Lombok. Menjadi pemasok kebutuhan sayur dan buah-buahan di perhotelan juga menjanjikan. Apalagi jika memiliki lahan untuk beternak ayam pedaging maupun petelur.
“Ini contoh kecil saja. Kalau saja wisatawan meningkat tentu kebutuhan-kebutuhan konsumtif juga akan meningkat. Kuliner pasti tumbuh dan demand untuk mengisi kebutuhan kuliner ini bisa jadi peluang usaha,” ujarnya.
Syamsu Rijal mengajak masyarakat dan generasi muda NTB untuk bisa bangkit kembali pasca bencana gempa 2018 lalu.
Saat ini kondisi pariwisata NTB memang sedang kurang baik lantaran imbas harga tiket mahal, namun bagi Syamsu Rijal semua pasti akan berangsur membaik.
“Ayo kita sama-sama optimis bahwa NTB pasti bangkit kembali, dan harus kita siapkan dari sekarang apa dan bagaimana kita sebagai generasi muda ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah ini. Salah satunya dengan mulai berwirausaha,” katanya.
Menurut Syamsul, dengan semangat dan keberanian generasi muda untuk berwirausaha dan menciptakan wirausaha-wirausaha baru, maka pertumbuhan ekonomi di NTB akan menuju pada kemandirian ekonomi.
“Ini akan mendorong juga ekonomi NTB bangkit. Saya siap mendukung anak-anak muda yang serius dan bertekad berwirausaha. Ke depan hal ini juga yang akan terus saya suarakan di DPRD NTB,” kata Syamsu Rijal.
Sektor Kerajinan dan Perempuan Muda NTB
Sementara itu, Caleg DPRD Provinsi NTB Dapil IV Wilayah Lombok Timur Selatan Partai Hanura Nomor urut 1 : Lale Yaqutunnafis mengatakan, sektor UMKM merupakan sektor yang akan ia dorong pertumbuhannya di Lombok Timur.
Menurut Lale, banyak sekali potensi ekonomi berbasis sumber daya alam di desa yang belum dikelola dan digali dengan maksimal.
“Misalnya potensi kerajinan Tenun atau kerajinan tangan lainnya. Ini bisa menyerap banyak kesempatan kerja kalau saja digarap dengan maksimal, dan ini akan sangat membantu generasi muda perempuan kita,” katanya.
Sejauh ini, Lale rajin turun ke lapangan hingga ke Desa-Desa terpencil di Dapilnya. Di sejumlah Desa, banyak potensi yang bernilai ekonomis tapi belum digarap.
Hal yang paling sederhana adalah bagaimana memanfaatkan sampah anorganik seperti sampah kertas atau plastik. Padahal jika dikreasikan menjadi kerajinan tangan, sampah yang tadinya tidakl berguna bisa memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Di Desa-Desa masih banyak yang belum peduli dengan (sampah) ini. Padahal kalau ini dikelola, maka bukan saja bisa mendukung program NTB Zero Waste, tapi juga membuka peluang usaha dan lapangan kerja di desa,” ucapnya
Ia mengatakan, peranan Dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan juga Dinas Koperasi dan UMKM sangat diperlukan untuk melakukan pembinaan usaha kepada masyarakat, terutama generasi muda.
Karena itulah, Lale menegaskan, jika ia kelak diberi amanah duduk di kursi DPRD NTB, hal ini akan menjadi prioritas utama untuk disuarakan dan diperjuangkan.