Sekelompok elemen masyarakat di Lombok, NTB ramai ramai turun ke jalan guna menolak kedatangan Rocky Gerung, Neno Warisman dan Ustad Haikal, Selasa [5/3]
Ketiga barisan oposisi itu dijadwalkan akan mengisi semacam ceramah kebangsaan di Mataram.
Menanggapi penolakan dari kelompok massa ini, Gerindra NTB menilai yang dilakukan orang-orang tersebut adalah tindakan tidak terpuji dan terkesan panik mengingat suara Jokowi yang terus merosot, terutama di NTB.
” Penolakan kedatangan Neno Warisman dan Roky Gerung adalah bentuk kepanikan dari petahana dan Tim sukses yang ditugaskan di NTB,” kata Lalu Hizzi, politisi Gerindra.
Hizzi menyayangkan sikap sekelompok orang yang menolak tersebut. Ia menuding orang yang menolak tersebut tidak mengerti demokrasi.
” Ini kan masa kampanye mengapa harus ditolak? Bukankah kita ini adalah Negara demokrasi yg dijamin hak-haknya oleh konstitusi untuk memilih dan berbeda pendapat?,” Sergah Ketua Alarm itu.
Terkait dengan spanduk penolakan yang sudah dipasang oleh oknum orang tertentu, Hizzi meminta agar polisi bertindak tegas, tidak tebang pilih dan berani mencegah orang orang yang ia nilai tidak paham demokrasi itu berbuat anarkis.
” Berharap ada ketegasan dari aparat Kepolisian atau penyelenggara yang berwenang untuk menindak pelaku pemasangan agar agenda Pemilu Jurdil ini dapat berjalan dengan baik dan mendapat rasa keadilan untuk semua pihak,” tandasnya.
Selain itu, menurut Hizzy, pemasangan sepanduk penolakan berpotensi memicu konflik ditengah masyarakat,” Maka pelaku pemasangan dapat dijadikan tersangka sebagai prokator pnyebab terjadinya instabilitas dan harus diproses hukum,”pungkasnya.