Koresponden Koranmerah [Selasa, 19/3]
Kasus bunuh diri dengan meminum racun serangga lagi-lagi kembali terjadi di Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu NTB. Siska (17), warga Dusun Sama Karya Desa Sawe Kecamatan Hu’u nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menenggak sejenis racun serangga, tadi pagi minggu(17/3) sekitar pukul 09.05 Wita. Korban merupakan pelajar Kelas XII di SMK I Hu’u.
Kapolsek Hu’u, IPTU Balok Suswantoro melalui Kasubag Humas Polres Dompu, IPTU Sabri, SH mengungkapkan kronologis kejadian aksi nekat itu.
“Pada hari Sabtu tanggal 16 Maret 2019 korban menginap di rumah temannya atas nama saudari Bintang Sarina (17) di Desa Hu’u Kecamatan Hu’u Hu’u,” ungkap Sabri.
Selanjutnya pada hari Minggu (17/3) sekitar pukul 08.00 wita korban bersama temannya tersebut kembali ke rumah korban dengan tujuan untuk mengganti pakaian karena korban bersama temannya tersebut ada kegiatan di sekolahnya SMK I Hu’u.
Setibanya di rumah, korban langsung masuk ke dalam kamarnya dan temannya tersebut masuk ke kamar mandi (toilet). Setelah temannya tersebut kembali dari toilet dan masuk ke kamar korban, temannya tersebut melihat korban dalam keadaan kejang-kejang, mulut berbusa dan di atas tempat tidur terdapat bungkusan salah satu jenis racun serangga dan teh botol.
Kemudian teman korban memanggil orang tua korban untuk melihat kondisi korban. Melihat anaknya kejang-kejang orang tua korban langsung membawa anaknya ke Puskesmas Rasa Bou Kecamatan Hu’u agar mendapat perawatan medis.
Namun Puskesmas tidak mampu menangani korban sehingga dirujuk ke RSUD Dompu. Setiba di RSUD Dompu, korban dilakukan perawatan secara intensif namun pada Pukul 10.20 wita korban tidak dapat diselamatkan. Pukul 10.40 Wita jenazah korban dibawa ke rumah duka dan dikebumikan pada Minggu sore di pemakaman Umum Desa Sawe.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun pihak kepolisian, korban merupakan pelajar yang pintar di sekolahnya. Bahkan korban sudah lulus tes untuk melanjutkan studi ke China di
Jurusan Pariwisata.
Rencana keberangkatan ke China pada bulan Juni 2019 untuk melanjutkan studinya. Namun untuk sementara biaya pemberangkatannya menggunakan biaya sendiri tanpa bantuan dari pemerintah dengan biaya sebesar Rp. 17.000.000 (tujuh belas juta rupiah). Orang tua korban belum memiliki uang sebesar itu. Karena itu, sang ayah menasihatinya untuk sabar dulu.
” Rupanya, korban merasa kecewa atas jawaban orang tuanya tersebut sehingga korban mengambil jalan pintas untuk melakukan tindakan bunuh diri,” jelas Sabri.