Dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (10/4/2019) pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan perolehan angka 48,8 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga mendapat 43,3 persen.
Selisih suara mereka terbilang tipis dan sangat kekat, lantaran hanya 5,5 persen saja.
Dari 1.600 responden yang dilibatkan, 7,9 persen belum menentukan pilihan.
Survei ini dilangsungkan mulai 18 Maret sampai 1 April 2019 dengan wawancara tatap muka dan kuisioner.
Responden dipilih secara multistage random sampling dari 34 provinsi, dengan perbandingan jenis kelamin 50:50 antara perempuan dan laki-laki. Margin of error survei ini sebesar 2,45 persen. Sedangkan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Adapun undecided voters 7,9%.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan elektabilitas tersebut dihasilkan secara tertutup menggunakan simulasi surat suara.
“Kalau kita tanya langsung tanpa surat suara itu, hasilnya Jokowi-Ma’ruf mendapat 46,8%, sedangkan Prabowo-Sandi 39,7% dan undecided voters 13,5%, walau tetap saja Jokowi masih unggul,” ujarnya dalam rilis survei di Gado-Gado Boplo, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/5/2019). dikutip detik.com
Pangi menilai elektabilitas Jokowi-Ma’ruf cenderung menurun dibanding survei yang dilakukan sebelumnya. Lalu sebaliknya, ia mengatakan tren pemilih Prabowo-Sandi saat ini sedikit meningkat.
“Pak Jokowi itu cenderung stagnan, kali ini kalau kita lihat trennya itu turun, tapi kalau kita bicara di atas kertas itu Pak Jokowi masih unggul. Kalau bicara tren memang trennya Pak Prabowo lebih baik,” ucapnya.
Kedua pasangan capres-cawapres, jelas Pangi, masih dapat merebut undecided voters yang terbilang masih cukup banyak. Tinggal bagaimana, menurutnya, kedua pasangan capres mengambil hati masyarakat.
“Undecided voters kalau dihitung itu sekitar belasan juta ya, masih bisa keduanya merebut itu. Tapi kemudian kita lihat peta politik isu ke depan, blunder atau tidak, kemudian bagaimana untuk menyenangkan pihak mayoritas dan minoritas,” papar Pangi.