Pernyataan anggota BPIP, Mahfud MD menui polemik di masyarakat. Hal ini setelah ia mengeluarkan serangkaian kalimat dalam sebuah wawancara di stasiun tv yang kemudian beredar luas di media sosial.
Diaman dalam wawancara itu, intinya Mahfud MD menegaskan bahwa kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019 sulit dimentahkan. Hanya saja saat ini harus segera dilakukan rekonsiliasi. Pasalnya, di beberapa provinsi yang “agak panas”, Jokowi kalah.
“Tempat kemenangan Pak Prabowo itu diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama, misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga,” kata Mahfud MD.
Dia menyarankan rekonsiliasi jadi lebih penting untuk menyadarkan bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman. “Dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu.” tandasnya dalam wawancar itu.
Hal ini kemudian menui reaksi dari BPN Prabowo-Sandi. Misalnya dari Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku kaget dengan tuduhan Mahfud tersebut. Sebab, Mahfud dianggap menggunakan narasi daerah Prabowo menang sebagai daerah Islam garis keras.
“Saya menghormati Pak @mohmahfudmd tapi kaget dg tuduhannya, karena ambisinya sampai tega menggunakan narasi daerah2 02 menang sprt Aceh, Sumbar, Jawa Barat dsb, sbg daerah Islam garis keras. Narasi Pak Mahfud ini yg justru memecah belah dan penuh kebencian,” cuit Dahnil melalui akun twitternya @Dahnilanzar, Minggu 28 April 2019.
Ia menyebut Mahfud bersikap seolah netral, tapi menuduh pendukung Prabowo berada di daerah Islam garis keras. Hal ini malah menyulut keruh.
” Orang yg bersikap seolah netral sprt pak Mahfud dengan narasi tuduhan yg mendukung Prabowo adl daerah Islam garis keras, bukan justru menjadi suluh tapi menyulut keruh. Bukan sikap seorang pancasilais,” kata Dahnil.
Sementar itu Mantan ketua MK tersebut menjelaskan maksud Islam garis keras tersebut dalam cuitannya.
“Garis keras itu sama dengan fanatik, dan sama dengan kesetiaan yang tinggi. Itu bukan hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram. Dua-duanya boleh dan kita bisa memilih yang mana pun. Sama dengan bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau,” cuit Mahfud melalui akun twitternya @mohmahfudmd, Minggu 28 April 2019.