Perhelatan Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Lombok Tengah akan rencananya digelar pada oktober 2020 mendatang. Sejumlah calon pengganti Suhaili FT mulai bermunculan. Sejumlah nama nama yang muncul di publik saat ini, masih abu abu.
Namun berbeda dengan Lalu Putrie, Kadis Pariwisata Lombok Tengah ini menasbihkan dirinya untuk maju menjadi calon bupati Lombok Tengah.
Ditemui di kediamannya di Desa Ketare, Tokoh yang sudah 10 tahun menjadi Kepala Dinas Pariwisata ini menyatakan komitmennya untuk berusaha keras agar bisa mengabdi bagi Lombok Tengah demi terwujudnya Lombok Tengah yang lebih maju kedepannya. Dorongan dari dalam dirinya dan masyarakat menjadi penyemangatnya untuk bisa menjadi salah satu kontestan di Pilkada nanti.
” Apapun yang saya lakukan dengan nawaitu yang jelas. Sebelum ni saya sudah memikirkan jauh. secara ajaran leluhur kita. Saya diminta oleh leluhur saya, gayus jerening gale, hang gayur jerening cipte, artinya ada inner drive dari diri kita, ada keinginan dari kita untuk berbuat sekecil apapun itu yang bisa menghasilkan sebuah karya cipta,” jelas pria yang pernah menjadi guru tauladan tingkat SLTP ini.
Putrie menyebutkan dirinya sudah memikirkan matang-matang terkait langkahnya selepas pensiun 2019 ini. Yakni maju menjadi calon bupati Lombok Tengah. Bekal selama menjadi kepala dinas dan juga semasa menjadi guru telah memperkuat kompetensinya sehingga bisa diandalkan memimpin Lombok Tengah.
” Sebelumnya kita di tempat baru, kita wajib mengenal tempat kita bekerja, apa yang akan kita perbuat nanti. Sekali lagi, kita harus punya visi misi yang jelas,” katanya.
Pria yang pernah diberikan penghargaan sebagai petani tauladan ini mengungkapkan visi-misi nya dalam membangun Lombok Tengah. Dia menyebutkan 3 variabel yang akan diwujudkan sebagai visi besar memajukan Lombok Tengah.
” Insha Allah, visi misi kami jika kami diberikan amanah, bagaimana masyarakat Lombok Tengah secara ekonomi bisa mandiri. secara Budaya, bisa bermartabat dan secara sosial politik, kita juga berdulat. Ini yang harus kita perjuangkan bersama-sama,” tegasnya.
Visi ini menurut Putrie sangat tepat disaat Lombok Tengah yang sedang gencar membangun pariwisatanya. Pesatnya perkembangan pariwisata di Lombok Tengah dengan keberadaan KEK Mandalika dan Sirkuit MotoGP harus disikapi dengan bijak dan siapkan sejak awal.
Dia tidak ingin masyarakat Lombok Tengah hanya menjadi penonton saja. Warga Lombok Tengah harus bisa mengambil bagian di bidang ekonomi, namun juga harus tetap menjaga adat budaya sebagai peninggalan luhur. Disamping itu, daya tawar masyarakat Lombok Tengah harus tinggi di bidang politik, sehingga tidak disepelekan oleh masyarakat luar.
” Kalau terlena, kita kehilangan arah. Jati diri kita yang harus kita perkuat. Sesui pepatah peninggalan leluhur. Et ngiring sami peririq bale langgaq, gobok gempeng, gumi paer. Peririq Bale Langgaq itu maksudnya bukan saja fisik rumah, tapi juga sumber daya manusia ditingkatkan, adat kita,” kata ketua 1 Forum Silaturrahmi Keraton Nusantara ini.
Guna memuluskan langkahnya, Putrie menyatakan telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, baik dari kalangan partai maupun kemungkinan jalur independen. Timnya sedang bekerja merumuskan, langkah politik yang paling tepat dan paling memungkinkan guna bisa menjadi salah satu calon bupati Lombok Tengah yang berlaga.
” Saya tidak mungkin berjalan atas maunya sendiri. Saya adalah bagian kecilnya. Saya didorongh oleh masyarakat. Kami juga punya tim pemikir. saya tidak sendiri. Saya harus jadi Loteng 1 atau Loteng 2 juga bukan kewenangan saya, tetapi atas keputusan tokoh tokoh itu nantinya.” katanya.
Seriusnya Putrie menjadi kandidat calon bupati, disebut sebut sebagai salah satu tokoh kuat dari selatan yang akan berkompetisi, seperti yang ramai dibicarakan publik. Meski Putrie menyebutkan dirinya adalah tokoh Lombok Tengah secara keseluruhan, tidak mewakili label tokoh utara ataupun selatan.
” Kita ini masyarakat Lombok Tengah, kita berjuang untuk masyarakat Lombok Tengah secara keseluruhan,” pungkasnya.