Kehadiran Mohan diacara lebaran Topat dikediaman Ketua PDIP NTB dlm perspektif politik tidak bisa dianggap hal yg biasa . Nuansa politiknya terasa kental meskipun momentumnya lebaran Topat .
” Persepsi publik tentu akan menjustifikasi sebagai langkah awal melakukan proses komunikasi politik, semacam Pedekate Politik utk saling memberikan sinyal diawal. Apalagi sebagai tuan rumah , Ketua PDIP NTB , Rachmat Hidayat memberikan panggung kepada Wakil Walikota Mataram , Mohan Roliskana untuk memberikan kata sambutan,” kata pengamat Sosial Politik, Direktur Mi6, Bambang Mei.
Menurut Bambang Mei, pertemuan tokoh Golkar dan PDIP ini suatu pesan politik yang tidak bisa dianggap sederhana . Tentu Rahmat Hidayat sebagai politisi senior memahami maksud dengan manuvernya tadi . Tentu ada pertimbangan yang baik dari sisi moral politiknya yakni ingin menghormati kapasitas Mohan Roliskana .
” Terlepas hal tesebut momentum kehadiran Mohan ini berpotensi merubah konstelasi politik dikota Mataram jika setelah ini ada deal deal atau komunikasi politik lanjutan . Toh dalam politik itu serba unpredictable , tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi jika ada pertautan kepentingan yang sama,” analisa pria yang akrab dipanggil Didu ini.
Menurut Didu, tak ada yang tidak mungkin terjadi ada koalisi antara Golkar dan PDIP untuk Pilkada Kota Mataram. Meski masih ada waktu untuk memastikan apakah antara Golkar dan PDIP terjadi koalisi permanen , meskipun hal tersebut tidak mudah dan rumit terkait beban kepentingan politik antara Golkar dan PDIP di Pilkada kota Mataram . Hal lain juga menyangkut soal Marwah dan Gengsi politik partai terkait posisi papan satu dan papan duanya .
” Dalam analisis Politiknya, tentu Mohan Roliskana dipersepsikan sebagai walikota Krn sikon Mohan yg dua kali menjabat wakil walikota . Selain itu partai Golkar di parlemen kota Mataram memperoleh 9 kursi dan PDIP 5 kursi,” kata Didu.
Mi6 menegaskan perlu ada upaya upaya saling memahami terkait posisi papan satu dan papan dua tersebut . Dan itu tentu tidak mudah. Karena publik kota Mataram sudah kadung mempersepsikan Hj Selly Andayani pantas menjadi calon walikota Mataram .
” Sementara seandainya terjadi koalisi PDIP Golkar pilihan politik nya cuman satu yakni Mohan harus calon walikota , sementara Selly haruss wakil walikota . Nah disisi rumitnya , bahkan nyaris impossible Selly mau jadi wakil walikota . Ini menyangkut marwah dan gengsi politik PDIP NTB,” tandasnya.