Aktivis perempuan Lombok Tengah, Baiq Sri Arya Ningrum mempertanyakan kelanjutan dari program Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Terpadu yang pernah dilaksanakan pada era awal pemerintahan Bupati Suhaili FT.
Baiq Ning mempertanyakan ini ke Sekda Lombok Tengah, HM.Nursiah saat diskusi yang digelar Alarm NTB dalam rangka membedah arah pembangunan Lombok Tengah, Senin [17/6].
” Program pemerintah yang sedikit bagus saat itu, Lempar Madu itu. Lempar Madu itu sebenarnya luar biasa, tapi eksekusinya yang tidak luar biasa,” kata Baiq Ning.
Ning juga mempertanyakan dana yang besar untuk melaksanakan program tersebut yangmana akhirnya tidak berbekas. Padahal jika terus digalakkan maka akan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
” Berapa dana yang dikeluarkan itu. Jadi mubazir pak sekda, ” sergahnya.
Menjawab hal tersebut, Sekda Nursiah menjelaskan fungsi lempar madu hanya bersifat konsolidasi dan koordinasi untuk keterpaduan program. Ia juga mengakui tidak semua program bisa terlaksana dengan lempar madu, namun beberapa program kegiatan bisa berjalan dengan baik seperti padat karya produktif dan pembinaan UMKM.
” Pada tahap awal Lemper Madu sebatas data, informasi, koordinasi dan anggaran pun tidak besar hanya untuk itu, bukan untuk program,” terang Nursiah.
Lempermadu merupakan salah satu dari beberapa program Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT pada saat berpasangan dengan Lalu Normal Suzanna dalam meningkatkan ekonomi dan sosial masyarakat miskin yang berbasis rumah ibadah.
Dimana lewat Lemper Madu, Suhaili saat itu juga menginginkan semua program yang ada di Lombok Tengah terhubung dan terkoordinasi dengan baik, dari tingkat kabupaten, camat hingga pedesaan.