Nurul Adha berkomitmen untuk memperjuangkan nasib perempuan Lombok Tengah lewat parlemen di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lombok Tengah.
Anggota Dewan Dapil Batu Keliang-Batu Keliang Utara ini menegaskan sejauh ini anggaran untuk perempuan masih dirasakan kurang. Ia berharap ke depan perempuan lebih diperhatikan lagi. terutama besaran anggaran untuk menopang sejumlah kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masalah keperempuanan.
” Pertama kalau kita bicara anggaran untuk perempuan itu sangat jauh. Makanya saya sangat berharap sebenarnya, ikut serta pemikiran teman semuanya.Saya tidak mungkin bisa sendiri, lebih lebih perempuan di dewan ini hanya beberapa orang. Jadi kalau kita bicara anggaran, jelas itu kita bicara rasa kebersamaan,” terang politisi PKB ini.
Perempuan yang untuk ketiga kalinya menjadi Dewan Lombok Tengah ini menjelaskan, kompleksipitas persoalan perempuan harus mendorong pemerintah daerah untuk fokus menyelesaikan masalahnya. Dimana kebutuhan perempuan di segala bidang mestinya menjadi prioritas. Karena dengan kualitas perempuan yang memadai, terutama SDM dan kebutuhan vital lainnya, akan menjadi dasar baiknya sebuah generasi, terutama di Lombok Tengah. Semakin baik kualitas perempuannya, maka semakin baik kondisi daerah dan generasi selanjutnya.
” Terutama perempuan, kalau sudah perempuan terpenuhi segala kebutuhannya maka bicara pendidikan, bicara kesehatan, ekonomi, berbicara SDM, itu tergantung dari perempuan. Kenapa saya katakan begitu, karena perempuanlah selaku penopang dari segala-galanya. Kalau perempuannya tidak beres, maka hancurlah, bukan negara, tapi dunialah yang akan hancur, ” urai mantan ketua Partai Bintang Reformasi Lombok Tengah ini.
Dijelaskannya, untuk porsi anggaran bagi perempuan ini, Nurul menekankan agar dapat disepadankan. Program yang banyak di semua OPD harus ada keberlangsungan, sehingga program yang ada tersebut bisa berjalan dalam jangka panjang yang kemudian bisa dirasakan mamfaatnya oleh kaum perempuan. Program pemberdayaan untuk meningkatkan keterampilan perempuan sangat diperlukan, agar para perempuan memiliki celah untuk mendapatkan penghasilan guna menopang kehidupan keluarga. Pilihannya bisa industri rumahan.
Ia mengakui program yang digelontorkan Pemda Lombok Tengah sudah banyak, namun perlu lebih maksimal lagi karena tidak sokong oleh semua OPD.
” Program sudah banyak. Banyak sentuhannya kepada perempuan. Tetapi pembinaan yang harus lebih maksimal lagi. Artinya, begitu anggaran bisa kita gelontorkan ke kaum perempuan terutama kaitannya dengan skillnya. Jadi kita tidak bisa lepas begitu saja. Pendidikan pelatihan itu sangat dibutuhkan,” pungkasnya.
Nurul menyarakan agar semua OPD dapat bersinergi dalam membangun SDM Perempuan di Lombok Tengah. Sehingga program yang diluncurkan satu dinas ada keterkaitan dengan program OPD yang lain, dengan begitu, saling melengkapi. Sistem keroyok ini bakal berpengaruh besar terhadap kualitas program dan penanganannya.
Program untuk perempuan ini, kata Wakil Bendahara DPW PKB ini, tidak boleh instan, tapi harus berkelanjutan sampai memastikan perempuan di Lombok Tengah dapat hidup mandiri.
” Disinilah perannya Bappeda selaku perencana, untuk melihat secara jeli kebutuhan, kebutuhan perempuan, ” tandas Tokoh Perempuan NW ini.