Para kepala desa di 50 desa yang masuk dalam program desa wisata Lombok Tengah melakukan penandatanganan nota perjanjian atau Pakta Integritas untuk siap melakukan intervensi anggaran terhadap terbentuk dan berjalannya desa wisata.
Fakta Integritas ini dilaksanakan hari ini, Jumat [29/11] di Becingah Agung, Alun Alun Tastura Lombok Tengah. Hadir langsung bupati Lombok Tengah selaku pihak yang masuk dalam perjanjian tersebut. Kegiatan ini merupakan kesepakatan setelah rapat bersama yang digelar bersama antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa [DPMD], Para Kades dan Badan Promosi Pariwisata Daerah [DPMD] Lombok Tengah.
Dalam arahannya usai penandatanganan kesepakatan tersebut. Bupati Lombok Tengah menegaskan agar desa wisata dapat berkembang dan menjadi destinasi wisata yang menjadi favorit baik domestik maupun mancanegara. Sehingga diperlukan penandatanganan fakta integritas untuk mewujudkan komitmen kepala desa dan perangkatnya guna memajukan desa wisata.
” Hari ini ada penandatanganan Pakta Integritas, komitmen penganggaran untuk desa wisata untuk tahun 2020. Ini ikhtiar kita bersama untuk membangun kepariwisataan di kabupaten Lombok Tengah,” kata Suhaili FT.
Suhaili mendorong agar kades dan perangkatnya serius dalam mengelola desa wisata sehingga bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian desa. Sejumlah desa yang sudah terlihat kemajuannya dalam pariwisata telah terbukti memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakatnya.
Menurut ketua DPD Golkar NTB itu, setidaknya ada 4 hal yang menjadi tips membangun desa wisata. Yakni desa yang aman, bersih, sehat dan agamais, sehingga wisatawan yang datang di desa tersebut merasakan suasana harmoni.
” 50 desa yang berkomitmen sekarang, seperti tadi amankan, bersihkan, sehatkan dan religius,” tandasnya.
Selain itu, bupati juga meminta agar para kades tidak hanya sebatas bersemangat saat louching saja, namun setelah itu, tidak ada gerakan yang membuat desa wisata yang telah dilounching itu berjalan. Padahal dibutuhkan kerja keras dan kreatifitas untuk membangun desa wisata yang dikenal luas oleh dunia.
” Jangan kita cuma uforia, lounching, lounching. Jangan sampai seperti ya.” kata Suhaili.
Selain itu, guna mewujudkan desa wisata ini, Suhaili juga berkomitmenm jika ada aset daerah yang bisa dimamfaatkan untuk memajukan desa wisata, maka Pemda juga bersedia memberikannya kepada desa, namun harus dikelola dengan baik.