Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto baru saja selesai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hasto diperiksa kurang lebih 7 jam, terhitung sejak pukul 09.00 hingga pukul 15.10 dan dicecar 24 pertanyaan oleh penyidik KPK.
Kepada para wartawan, Hasto mengaku dikonfirmasi soal kader PDIP Harun Masiku dalam kasus suap upaya Pergantian Antar Waktu (PAW) yang turut menjerat Komisioner KPU Wahyu Setiawan. “Ya, ada pertanyaan (Harun Masiku),” ujarnya kepada wartawan di Gedung KPK? Kuningan, Jakarta, Jumat (24/1).
Kepada penyidik KPK, dia menjelaskan kronologis kenapa PDI Perjuangan memperjuangkan Harun Masiku untuk menggantikan Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia pada Maret 2019, atau tiga pekan sebelum pemilu legislatif (pileg) digelar. Menurut Hasto, kasus serupa pun pernah terjadi di PDI Perjuangan saat caleg PDI Perjuangan Sutradara Ginting meninggal dunia.
“Kami limpahkan suaranya kepada kader yang menurut partai terbaik. Jadi kami memberikan keterangan terkait hal tersebut (ke penyidik KPK),” kata Hasto. Alasan lain, kenapa PDI Perjuangan “keukeuh” menginginkan Harun Masiku mengisi “kursi panas” Nazarudin Kiemas lantaran Harun merupakan kader terbaik PDI Perjuangan yang mendapatkan penghargaan dari ratu Inggris.
“Mengapa saudara Harun? Kami juga memberikan keterangan karena yang bersangkutan punya latar belakang yang baik. Sedikit dari orang Indonesia yang menerima beasiswa dari Ratu Inggris dan memiliki kompetensi dalam internernational economic law,” pungkasnya. Hingga saat ini Harun Masiku masih menjadi buronan KPK sejak ditetapkan tersangka kasus ini pada (9/1) bersama tiga orang lainnya yakni Saeful Bahri, Wahyu Setiawan dan Agustina Tio Fridelina.