Seorang Pedagang menjual Nyale di Pasar Penujak Praya Barat Lombok Tengah, NTB [13/2/2020]
Koresponden Koranmerah [Kamis, 13/2/2020]
Masyarakat Lombok sudah bisa menikmati ‘Nyale’ atau cacing laut yang biasa ditangkap oleh masyarakat suku sasak setiap tahun yang disebut ‘ Bau Nyale’ yang menurut legenda ‘jelmaan’ dari Putri Mandalika.
Meski sebelumnya Pemda Loteng mengumumkan puncak Bau nyale akan tumpah ruah pada 14 dan 15 Februari 2020. Namun hari ini, Kamis [13/02/2020], Nyale sudah bisa ditangkap diperjual belikan di pasar pasar tradisional.
Seperti terlihat di pasar Penujak Praya Barat, Nyale terlihat dijajakan oleh para penjual dengan harga hingga mencapai Rp.100 ribu per kilogram.
Inak Lia misalnya salah satu pedagang yang berasal dari Keruak memberitahukan ia menjual Nyale per satu kobok yang isinya kira kira setengah kilogram seharga Rp. 25-50 ribu. Sehingga per satu kilogram mencapai Rp. 00 ribu.
” Saya jual satu kobok seharga 25 ribu, tapi tadi pagi saya jual bisa mencapai Rp. 50 ribu, ” ujarnya.
Inaq Lia menambahkan, dirinya mengepul Nyale dari pantai Kaliantan, Lombok Timur. Dia membeli per bak plastik seharga Rp. 600 ribu . Dengan isi sekitar 10-15 Kilogram Nyale,” saya membeli satu bak itu Rp. 600 ribu. Saya beli 5 bak,” katanya
Selain di pasar Penujak, pantauan di pasar lain seperti Sengkol, Kuta dan Selong Belanak juga terlihat penjualan Nyale yang ditangkap dari pantai di kawasan selatan Lombok Tengah seperti Seger, Kute, dan pantai Selong Belanak.
Sementara itu, Untuk perayaan Festoival Pesona Bau Nyale tahun ini dimeriahkan oleh berbagai kegiatan sejak 8 Februari lalu seperti pemilihan putri Mandalika NTB, peresean, Mandalika Fashion Carnival hingga malam puncak Bau Nyale pada hari Jumat tanggal 14 Februari 2020 dan Sabtu 15 Februari 2020.
