Masyarakat dilingkungan Karang Baru , Kecamatan Selaparang dan Lingkungan Tohpati Utara , Kecamatan Cakra, Kota Mataram mendapatkan penanaman nilai-nilai kebangsaan melalui sosialisasi empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) yang digelar oleh salah satu anggota MPR RI, Rabu 12/2
“Selama ini, sasaran sosialisasi empat pilar kebangsaan lebih sering untuk kalangan masyarakat lapis menengah ke atas, seperti kepala desa, perangkat desa, guru, dosen, serta kelompok aktivis,” ujar Anggota MPR RI H. Rachmat Hidayat melalui siaran pers yg disampaikan ke media , Kamis( 13/2 ) .
Karena kalangan menengah atas sudah sering mendapatkan sosialisasi, dia mencoba, untuk memberikan sosialisasi empar pilar kepada para pedagang kaki lima (PKL) di Kota Mataram.
Apalagi, kata Rachmat yang juga politisi dari PDI Perjuangan itu, PKL merupakan lapisan masyarakat yang paling bawah yang dimungkinkan jarang tersentuh sosialisasi empat pilar kebangsaan.
Padahal, jumlah para pedagang kaki lima yang bergerak di bidang ekonomi tersebut cukup besar dibandingkan dengan lapisan masyarakat golongan menengah atas.
Harapannya, kata Ketua DPD PDIP NTB itu, semua lapisan masyarakat memahami empat pilar, tidak terbatas kalangan tertentu saja, termasuk PKL juga ikut memahami empat pilar kebangsaan tersebut.
“Kami ingin menciptakan suasana gotong-royong, keakraban dan mencegah tekanan horisontal serta pemahaman ideologi yang keliru,” jelas Rachmat.
Dalam memberikan sosialisasi tersebut, katanya, harus mengangkat tema yang implementatif dan mudah dicerna.
Rachmat dalam memberikan sosialisasi empat pilar tersebut tampak akrab dengan para peserta sambil mengajak membaca pembukaan UUD 1945 secara bergantian.
Para peserta yang didominasi kaum ibu-ibu tampak antusias mengikuti sosialisasi tersebut, meskipun dalam membaganya tampak terbata-bata.
Kehadiran PKL tersebut, diharapkan bisa ikut merawat empat pilar kebangsaan yang merupakan fondasi yang diwariskan oleh para pendiri bangsa.
Keempat pilar kebangsaan tersebut, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut dia, merawat dan sekaligus memperkokoh pondasi jiwa bangsa ini, sama pentingnya dengan pembangunan “badan”.
“Ketika dirawat dengan baik, setidaknya masyarakat juga ikut menjaga kebhinekaan, keberagaman, serta bisa merawat negara kesatuan RI maupun melaksanakan demokrasi kepemimpinan,” ucap Rachmat.
Adapun tujuan sosialisasi tersebut, yakni sebagai proses internalisasi paham kebangsaan kepada masyarakat secara luas untuk menggerakkan masyarakat melakukan dialog soal Pancasila, konstitusi, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Dalam sosialisasi tersebut, peserta juga dijelaskan adanya perubahan-perubahan dalam Undang-undang Dasar 1945 serta sejarah lahirnya butir-butir Pancasila.
Peserta sosialisasi juga mendapat penjelasan soal lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan, kekuasaan pemerintahan negara, pemerintah daerah, DPR hingga soal pendidikan dan kebudahayaan serta perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.
Salah satu PKL yang berjualan di trotoar Sweta, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, Kurniasih menyambut positif digelarnya sosialisasi empat pilar kebangsaan dengan mengundang pedagang kaki lima.
“Selama ini, tentunya banyak PKL yang belum pernah mendapatkan sosialisasi empat pilar kebangsaan. Mudah-mudahan mereka semakin paham tentang empat pilar kebangsaan,” tandas ibu dua anak ini.