Wabah virus corona kini menjadi ancaman di Timur Tengah. Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi bahkan membuat tindakan pencegahan proaktif penyebaran COVID-19 dengan melarang dan menolak umroh.
Pemerintah Kerajaan telah memutuskan untuk mengambil tindakan pencegahan berikut:
1. Menunda masuk ke Kerajaan untuk tujuan Umroh dan mengunjungi Masjid Nabawi sementara.
2. Menunda masuk ke Kerajaan dengan visa turis bagi mereka yang datang dari negara-negara di mana adanya penyebaran Coronavirus baru (COVID-19) adalah bahaya, sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh otoritas kesehatan yang kompeten di Kerajaan.
3. Menangguhkan penggunaan oleh warga negara Saudi dan warga negara-negara Dewan Kerjasama Teluk dari kartu identitas nasional untuk melakukan perjalanan ke dan dari Kerajaan, kecuali untuk orang-orang Saudi yang berada di luar negeri jika mereka keluar dari Kerajaan dengan kartu identitas nasional, dan warga negara dari negara-negara Dewan Kerjasama Teluk saat ini di dalam Kerajaan, dan ingin kembali dari sana ke negara mereka, jika mereka masuk dengan kartu identitas nasional, agar otoritas terkait di pintu masuk untuk memverifikasi dari negara mana pengunjung datang sebelum kedatangan mereka ke kerajaan, dan menerapkan tindakan pencegahan kesehatan untuk menangani mereka yang datang dari negara-negara tersebut.
Kerajaan menegaskan bahwa prosedur ini bersifat sementara, dan harus terus-menerus dievaluasi oleh pihak yang berwenang. Kerajaan memperbarui dukungannya untuk semua tindakan internasional yang diambil untuk membatasi penyebaran virus. Kementerian Luar Negeri meminta warga untuk tidak melakukan perjalanan ke negara-negara di mana Coronavirus baru (COVID-19) menyebar.”
Berdasarkan data Arcgis pada Kamis (27/2/2020) pukul 10:30 WIB, sejauh ini sudah ada 47 negara yang terkonfirmasi memiliki virus tersebut. Ada sebanyak 82.163 kasus virus corona, dengan kematian 2.800 kasus, dan 32.828 kasus berhasil disembuhkan.
Sebanyak 78.497 kasus terkonfirmasi ada di Mainland China, sedangkan Korea Selatan menjadi negara kedua terbanyak yang memiliki 1.595 kasus terkonfirmasi. Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh kapal pesiar Diamond Princess yang memiliki 705 kasus.
Selanjutnya ada 453 kasus terkonfirmasi di Italia, 189 kasus di Jepang, 139 kasus di Iran, 93 kasus di Singapura, 91 kasus di Hong Kong, 60 kasus di Amerika Serikat, 40 kasus di Thailand, 33 kasus di Bahrain, 32 kasus di Taiwan, serta 22 kasus masing-masing di Australia dan Malaysia.
Sedangkan Jerman memiliki 27 kasus, 26 kasus di Kuwait, Australia dan Malaysia dengan 22 kasus, Perancis dengan 18 kasus, disusul dengan Vietnam yang memiliki 16 kasus. Masing-masing 13 kasus di Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Inggris.
Kanada kini masih memiliki 11 kasus, disusul dengan 10 kasus di Makau. Irak memiliki 4 kasus, 4 kasus di Oman, dan masing-masing 3 kasus di Filipina, Kroasia, dan India. Dua kasus masing-masing berada di Israel, Rusia, Libanon, Finlandia, Swedia, Pakistan, dan Austria.
Terakhir ada 1 kasus pada masing-masing negara Afghanistan, Nepal, Kamboja, Norwegia, Aljazair, Belgia, Georgia, Makedonia Utara, Swiss, Brasil, Rumania, Mesir, Yunani, dan Sri Lanka. [CNBCIndonesia]