Hari ini genap 4 tahun dr. Mawardi Hamry menghilang. Ia adalah direktur RSUP NTB yang hilang secara misterius kpada tanggal 23 Maret 2016. Keberadaannya hingga kini lenyap, tanpa bekas.
Banyak Spekulasi yang muncul akibat hilangnya pejabat penting di era TGB jadi Gubernur itu.
Sebelumnya Pegiat LSM ramai menyoroti hilangnya dr. Mawardi. Ia tiba tiba menghilang misterius dalam posisinya saat itu sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Yangmana saat itu, gedung baru RSUP NTB dalam masa pembangunan.
Pihak keluarga sejak hilang Mawardi tidak tinggal diam, bahkan sempat membat sayembara, bagi siapa saja yang menemukannya akan diberikan imbalan.
Namun hingga perjalanan waktu, Mawardi tidak jua ditemukan. Keluarga besar dr Mawardi Hamry belum puas. Meski selama ini lebih memilih diam tapi kesabaran mereka akhirnya luntur juga. Mereka mengancam akan membongkar dalang alias otak di balik hilangnya mantan Dirut RSUP NTB itu.
Soalnya, sudah tiga tahun mereka bersabar mengelus-elus dada tapi tak kunjung ada kabar. Antara hidup dan matinya juga tak diketahui, apakah dokter cemerlang masih bernapas atau memang sudah mangkat.
‘’NTB ini kecil. Kalau betul-betul pemprov mau meminta bantuan polisi, pasti kakak saya bisa ditemukan. Persembunyian teroris saja bisa terdeteksi, lantas kenapa seorang dr Mawardi tidak bisa,’’ sesal Muhammad Anwar, adik kandung dr Mawardi Hamry dalam wawancara pada tahun 2019 lalu.
Jika melihat proses pencarian dr Mawardi yang tak kunjung ada titik terang sampai sekarang, wajar akan menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat. Terutama mereka selaku keluarga dekat. Pencarian dr Mawardi masih setengah hati.
“Kalau gubenur betu-betul perintahkan polda untuk mencari, maka saya yakin polda juga akan mengerahkan seluruh kekuatannya bergerak mencari saudara saya,’’ ujar Anwar.
Sementara itu, Aliansi Rakyat Menggugat [Alarm] NTB sebelumnya mendesak Kapolda NTB untuk segera menemukan orang yang disebutnya sebagai ‘juru kunci’ ini.
Dengan ditemukannya dr. Mawardi nanti, menurut Alarm, KPK akan semakin mudah menelusuri kerugian divestasi Newmont dan menetapkan tersangka korupsinya.
” KPK kan telah menggandeng Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menangani kasus ini dan KPK menemukan dugaan aliran dana dari PT Recapital Asset Management ke rekening Bank Syariah Mandiri milik Pejabat Daerah NTB senilai Rp1,15 miliar pada tahun 2010. Nah KPK pasti menduga uang itu berkaitan dengan pembelian 24 persen saham hasil divestasi Newmont oleh PT Multi Daerah Bersaing pada November 2009,” beber Hizzi panjang lebar dalam rilisnya pada tahun 2019 lalu.
Lebih jelasnya, Hizzi menerangkan PT Multi Daerah Bersaing adalah kongsi perusahaan daerah PT Daerah Maju Bersaing dan PT Multi Capital. PT Daerah Maju Bersaing didirikan pemerintah provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa serta Sumbawa Barat, tempat tambang emas Newmont.
Tapi pada tahun 2018 lalu, Penyelidikan hilangnya dr Mawardi Hamry mantan Direktur RSUP NTB dihentikan. Polisi tidak menemukan unsur pidana seperti dilaporkan. Meski demikian pencarian tetap dilakukan.
Dirreskrimum Polda NTB waktu itu, Kombes Pol Kristiaji menegaskan, pihaknya menghentikan penyelidikan kasus itu karena tidak ditemukan unsur pidana penculikan seperti dilaporkan Sekda NTB, Rosiady Sayuti waktu itu.
“Rosiady kan laporannya penculikan. Tapi ini dari hasil penyelidikan Mawardi ini pergi sendiri secara sadar. Keluar pamit bawa tas dijemput orang. Tidak ada paksaan,” ujarnya, Senin, 29 Januari 2018.