Beranda Editorial Pertama Kali, Pemerintah Terbitkan Surat Utang Hingga Tenor 50 Tahun

Pertama Kali, Pemerintah Terbitkan Surat Utang Hingga Tenor 50 Tahun

0
BERBAGI
Sri Mulyani, Menteri Keuangan. Foto; Kompas

Editorial Koranmerah.com


Pemerintah Indonesia berhasil menerbitkan global bond senilai US$ 4,3 miliar dengan yield yang lebih rendah dibandingkan 2018 maupun 2015.

Emisi yang dilakukan pada 7 April 2020 tersebut terdiri atas 3 tenor, mulai dari 10,5 tahun sampai 50 tahun. Rinciannya tenor 10,5 tahun dengan nilai US$ 1,65 miliar dan yield 3,9%, tenor 30,5 tahun senilai US$ 1,65 miliar dan yield 4,25%, dan tenor 50 tahun senilai US$ 1 miliar dan yield 4,5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan dalam emisi ini menghasilkan yield lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018 yang kondisinya relatif normal. Pada tahun tersebut yield global bond 10 tahun di kisaran 3,6% sampai 4,78%. Sementara itu tenor 30 tahun di kisaran 4,4% sampai 5,38%.

“Penerbitan tenor 50 tahun kali ini justru lebih rendah dibandingkan dengan tenor 10 tahun pada penerbitan 2018,” ujar Sri Mulyani, Selasa (7/4/2020) sore.


BACA JUGA:

Riza Patria Terpilih Jadi Wagub DKI. Gerindra Khianati PKS ?


Yield menjadi acuan keuntungan yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.

Sri Mulyani Indrawati menambahklan terserapnya penerbitan global bond bertenor 50 tahun menjadi bukti bahwa investor asing masih percaya terhadap kondisi Indonesia. Global bond bertenor 50 tahun adalah yang terpanjang yang pernah diterbitkan oleh Indonesia.

“Ini menunjukkan kepercayaan investor dari pengelolaan keuangan negara. Kita memanfaatkan 50 tahun dari preferensi tenor bond jangka panjang cukup kuat, sehingga kita bisa mendapatkan yield cukup baik,” ujar Sri Mulyani.

“Ini juga merupakan strategi kami mengkombinasikan SUN domestik rupiah, biasanya rata rata appetite Rupiah itu jangkanya pendek 5 tahunan. Sehingga ini bisa memberikan tenor yang seimbang antara jangka pendek dan jangka panjang,” ujar Sri Mulyani.[CNBCIndonesia]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here