Direktur Walhi NTB, Murdani. MH didampingi Camat Pringgarata, H.Masnun dan Koordinator PPL Pringgarata saat panen raya di areal persawahan di desa Bilebante dan Menemeng, Sabtu [4/7/2020].
Wahana Lingkungan Hidup [Wahli] NTB mengadakan Festival Ngerampek dan Temu Pangan Rakyat yang di gelar di Desa Menemeng, Kecamatan Pringgarata Lombok Tengah. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 4-8 Juli 2020.
Kegiatan Festival Ngerampek adalah Festival panen raya padi yang dalam bahasa daerah Sasak disebut Ngerampek. Kegiatan ini berisi pesta rakyat yang dihajatkan sebagai salah satu cara bersyukur atas hasil bumi yang dianugerahkan Tuhan.
Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari ini terdiri dari beberapa agenda selain acara utama berupa panen raya yakni temu pangan rakyat, kampanye produk komunitas, kampanye perlindungan kawasan pertanian. Sementara hiburan rakyat terdiri dari Festival 1000 layang, tarian menyambut panen raya dan acara makan bersama atau begibung dengan masyarakat.
Dalam sesi pembukaan kegiatan ini yang digelar Sabtu [4/7/2020] dihadiri oleh puluhan komunitas petani dari berbagai wilayah di Lombok, Camat Pringgarata dan para penyuluh pertanian.
” Jadi Festival ini kita namakan Festival Ngerampek, karena ngerampek itu bahasa sasaknya panen padi. Dan hari ini masyarakat di ujung barat kecamatan Pringgarata melakukan panen ini bersama pak camat dan ibu koordinator PPL menyaksikan bagaimana kegembiraan masyarakat kita melakukan panen raya di desa Menemeng dan Bilebante, ” kata Murdani.
Digelarnya Festival merampek ini menurut Murdani, sebagai salah satu cara dan terobosan yang dilakukan oleh Walhi dalam rangka membantu masyarakat bangkit dari keterpurukan akibat Pandemi Covid 19 yang sejak Februari lalu telah mendera masyarakat yang berdampak tidak hanya pada kesehatan tapi juga sektor ekonomi.
” Langkah Walhi NTB dalam rangka menstimulus masyarakat ini kembali semangat untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya di tengah pandemi Covid 19. Kita ini ingin merangsang masyarakat ini segera pulih ekonominya,” Katanya.
Lebih lanjut aktivis lingkungan ini menjelaskan agenda mengawal ketersediaan pangan dan meningkatkan hajat hidup petani tidak hanya berhenti pada panen raya ini, tapi ke depan Walhi akan memfasilitasi petani kepada pihak terkait guna kepentingan pemberdayaan lebih lanjut.
” Harapan kita kedepan kegiatan ini bisa disambungkan dengan lumbung pangan, masyarakat sudah bisa panen tapi tidak bisa menyimpan, nah ini kita coba inisiasi. Disamping mereka punya lumbung pangan, kita juga mencoba menginisiasi masyarakat untuk bisa mengolah hasil panenya sehingga nilai jualnya semakin bertambah dan nilai ekonomisnya semakin bagus,” pungkasnya.
Sementara itu Camat Pringgarata, H Masnun menyatakan sangat mengapresiasi terhadap berlangsungnya kegiatan yang digelar oleh Walhi NTB ini. Dimana dirinya berharap agenda seperti ini, selain dapat meningkatkan gairah bertani bagi masyarakat namun juga ke depan dapat dijadikan agenda tahunan yang bisa dijual untuk pariwisata.
” Kami sangat apresiasi atas kegiatan ini kepada Walhi NTB kepada pak direktur Murdani, kami atas nama pemerintah kecamatan mewakili Pemda Lombok Tengah mengucapkan terimakasih telah membantu petani kita membuatkan agenda kegiatan ini sehingga di tengah covid 19 ini petani bisa bangkit,” katanya.
Masnun juga berharap ke depan Lumbung Padi yang ada di Pringgarata dapat berfungsi maksimal. Saat ini tiga lumbung padi berdasarkan laporan PPL tidak maksimal terisi.
” Untuk di kecamatan Pringgarata sendiri terdapat 2455 hektar lahan pertanian dengan rata rata dalam satu hektar bisa mendapatkan 6,5 ton padi. di Pringgarata sendiri 40 persen hasil padi dikonsumsi masyarakat dan 60 persen disalurkan ke luar kecamatan,” terangnya.
Dalam pembukaan Festival ini, warga masyarakat berduyun duyun datang ke lokasi areal panen raya. Mereka dihibur oleh kesenian daerah yang ditampil oleh para Duta Lingkungan Hidup Lombok Tengah. Masyarakat terlihat antusias menikmati kegiatan ini. Warga berharap kedepan kegiatan ini tetap dilakukan setiap tahun.