DPRD Lombok Tengah dan Pemda melakukan peninjauan ke lokasi Pabrik Bata Ringan milik PT.Lombok Mulya Jaya yang ada di Batunyale, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB.
Peninjauan yang digelar hari ini, 07/10/2020 dilaksanakan oleh Ketua Komisi III beserta anggota, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perizinan Lombok Tengah dan perwakilan anggota Pemuda Pancasila Lombok Tengah.
Peninjauan ini merupakan tindak lanjut dari hearing sebelumnya yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila ke DPRD Lombok Tengah terhadap keluhan yang diterima dari warga terhadap dugaan pencemaran lingkungan dari penimbunan limbah pabrik milik Lee Jong Kwak, warga asing asal Korea Selatan itu.
Dewan dan Pemda dan Pemuda Pancasila langsung ditunjukkan proses pabrikasi Bata Ringan hingga penimbunan Limbah di TPS dan di luar TPS. suasana peninjauan ini berjalan lancar tanpa aral melintang karena dikawal oleh aparat baik kepolisian dan TNI.
” Limbah B3 ini memiliki TPS, tempat pembuangan sementara. nah kami temukan disitu memang banyak sudah sangat full tempat gudang tempat penimbunan sementara limbah di samping pabrik itu. Kami pertegas kembali limbah yang ditanam itu, ternyata kami ditunjukkan tumpukan limbah yang sudah bercampur dengan tanah. itu yang kami temukan,” kata ketua Komisi III, Andi Mardan dalam sesi wawancara.
Atas segala temuan hasil tinjauan lapangan ini, Komisi III akan segera melakukan evaluasi terhadap proses beroperasinya pabrik ini. Dimana dijelaskan Andi, bahwa pabrik ini juga baru kembali beroperasi setelah sebelumnya juga mengalami persoalan antara pemilik pabrik dengan kolega sesama investor.
” Kami bersama Dinas Lingkungan Hidup akan mengevaluasi kembali sesuai laporan per semester [data limbah B3 ] yang disampaikan perusahaan dengan apa yang menjadi temuan kami di lapangan,” kata politis Demokrat ini.
Sementara itu Junaidi Supradin Akbar dari Pemuda Pancasila Lombok Tengah mendesak agar Dewan segera mengambil sikap setelah tinjauan lapangan yang dilakukan hari ini. Menurutnya ada sejumlah kejanggalan yang pihaknya temukan dan harus ada tindak lanjut lagi.
” Kita berharap dewan selaras dengan kita. Ya kita duduk bareng lagi untuk mengukur secara ilmiah persoalan temuan kita di pabrik,” kata Junaidi.
Tapi bagi Pemuda Pancasila sendiri, temuan yang ada di pabrik hari ini sudah mengindikasikan kuatnya dugaan pencemaran lingkungan akibat limbah B3 dari hasil pabrikasi Bata Ringan. Dimana ia juga menyebutkan akibat limbah ini dikhawatirkan ekosistem di sekitar pabrik akan tercemar.
” Kan disitu dekat sungai, dekat sawah produktif. Intinya kita desak ditutup pabrik ini. Kami juga akan melaporkannya secara pidana nantinya,” katanya.
Sementara itu Lee Jong Kwak pemilik pabrik bata ringan melalui sekretaris pribadinya membantah melakukan penanaman limbah B3. Ia menyatakan limbah hasil pabrikasi sudah dikirim ke jawa. Dia juga menyebutkan sudah memiliki izin terkait limbah B3 ini.
” Dirikim ke jawa dipihak ketigakan. pengirimannya tergantung volume. [Sekali pengiriman] Yang ada kemarin sudah 30 ton,” kata Darminto.
Kendati demikian, atas hasil tinjauan hari ini, Dewan akan melakukan evaluasi terhadap proses izin operasional pabrik bata ringan ini. Dewan berharap tidak ada proses yang salah dalam pemberian izin ini.
” Mengevaluasi proses perizinannya, terus seperti apa proses Limbah B3. Izin untuk limbah B3 ini kan setelah pabrik beroperasi. contoh kecil saja, belahan kaca saja tidak boleh ditanam,” kata ketua Komisi III, Andi Mardan.
Yang paling utama kenak dampak pabrik bata ringan ini saya karna rumah saya dengan pabrik berbatasan dengan tembok aja…bahkan rumah saya saja udah pada retak ..kemana saya harus menuntut keadilan bahkan istri saya sakit2tan dan juga anak sayapun begitu…wahai pemerintah tolong lah kami…sekian dariku orang terpinggir namaku nasrullah
Yang paling utama kenak dampak pabrik bata ringan ini saya karna rumah saya dengan pabrik berbatasan dengan tembok aja…bahkan rumah saya saja udah pada retak ..kemana saya harus menuntut keadilan bahkan istri saya sakit2tan dan juga anak sayapun begitu…wahai pemerintah tolong lah kami…sekian dariku orang terpinggir namaku nasrullah