Beranda Editorial Editorial Khusus: ” Bandaraku Menangis “. Catatan Dari Seorang Abituren NW

Editorial Khusus: ” Bandaraku Menangis “. Catatan Dari Seorang Abituren NW

0
BERBAGI
Taufik Gondrong atau M Taufik Ramdani Abituren NW NTB.

Editorial Khusus Koranmerah.com

Oleh: M Taufik Ramdani
Abituren NW – NTB


Mencermati pembahasan beberapa Tokoh di Kopi “O” seminggu lalu. Kemudian melihat tanggapan di berbagai media social dan berbagai group Wa di NTB ini. Sampailah kita pada sebuah account FB yang berisi ‘Heat Speech’ . Beberapa nama yang disebut disana pagi ini saya temui dan hanya di balas santai saja. “LW” atau Lalu Winengan yang secara kebetulan lagi bersama “LI” atau Lalu Imam, nampak tenang sekali.

Saya coba bertanya tentang berbagai tuduhan yang ada di account FB tersebut, tapi keduanya hanya menunduk dan tersenyum. Saya secara pribadi salut dengan matang dan santunnya pribadi mereka.

Dari komunikasi saya di pagi ini, “LW” lebih aktif menjawab berbagai tuduhan yang dikemukakan dan sangat bersifat pribadi. Menurut hemat saya, pernyataan di account FB ini sudah jauh keluar dari konteks bahan masalah yang sebenarnya yaitu bahasan seputaran perubahan Nama Bandara Internasional Lombok. Ada ketidak seimbangan emosi yang saya lihat dari pemilik account FB tersebut.

Saya merekomendasikan agar pihak kepolisisan segera melacak IP addres dari pemilik FB tersebut dan menangkap pelakunya. Berbagai ujaran kebencian (Heat Speech) pemilik account FB tersebut yang tersebut terkesan provokatif. Jelas ingin membenturkan kedua belah pihak dari dua ORMAS besar yang ada di NTB ini.

Melihat dari konteks isi atas apa yang disampaikan pemilik account FB ini, telah memenuhi unsur sebagaimana yang tertuang pada Pasal 28 ayat (2) berbunyi : “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan raa kebencian atau permusuhan imdividu dan/atau kelompok masyarakat berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)”.

Atas dasar inilah saya sebagai abituren NW merasa keberatan atas berbagai pernyataan yang sangat provokatis dalam pernyataan account FB atas nama ABDI LOTENG. Lebih lebih lagi yang bersangkutan menggunakan lambang NU dimana yang diserang dengan fitnah ini adalah salah satu Tokoh Central Pemuda NU di NTB ini.

Sebagai kontra penjelasan, saya mendatangi “LW” & “LI” disebuh tempat di sekitar Lombok Barat. Dari keterangan “LW” saya dapatkan beberapa penjelasan sebagai berikut ini:

Pernyataan “LW” yang dianggap memiliki ambisi pribadi untuk menjadi Kadis di NTB dengan mempolitisasi perubahan nama BIL itu sama sekali tak benar. Dari keterangannya saya dapatkan bahwa yang meminta beliau menjadi Kepala Dinas justru adalah TGB dan Dr Zulkiflimansyah saat difasilitasi berkunjung menemui Wapres Kyai Ma’ruf Amin. Bahkan saat itu, LW sama sekali tak menanggapi janji kedua tokoh tersebut. “LW” saat itu hanya tersenyum karena paham jika kalimat itu hanyalah basa basi biasa saja yang kerap kali dilakukan para Tokoh Politik.

Permintaan Hibbah tanah yang dimaksud pemilik account FB ini sama sekali tak pernah melalui LW, justru TGH Lalu Turmudzi Badaruddin atau Sang Wali Badal yang meminta langsung dengan datang ke pendopo Gubernur kala itu.

Dari keterangan tambahan dijelaskan, “sebenarnya penghentian perubahan nama bandara itu adalah perintah dari Sang Wali berdasarkan hasil petunjuk ru’yah bathin beliau dari Wali lainnya yaitu Al-magfurullah TGH Zaenuddin Abdul Majid. Beliau meminta agar namanya tidak menjadi bahan keributan dan pemecah belah ummat karena menyandingkannya ke nama Bandara Internasional Lombok. Biarlah bandara ini bernama umum yang mencakup seluruh masyarakat Lombok dari golongan apapun.” Imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut “LW” bercerita, betapa mulyanya Hizb Nahdatul Wathon. Hizb ini diciptakan saat gunung Rinjani hendak meletus untuk kedua kalinya. Demikian kuat power of sanse yang terkandung dalam Hizb ini, telah mampu menjadi penakluk yang membuat Gunung Rinjani urung meletus.

Dalam waktu yang sama “LW” menunjukkan sebuah benda berupa ikat pinggang. Menurutnya, ikat pinggang yang nampak putih bersih dan wangi itu berasal dari peninggalan Sang Maulana Asy Syekh Zaenuddin Abdul Majid. Ikat pinggang itu bernama “SABUK SAPU JAGAD”.

“Jadi nama bandara ini sesungguhnya adalah hasil pembicaraan antar Wali Allah. Kami-kami ini hanya melaksanakan perintah para Wali tersebut,” ungkapnya sambil menunjuk ke “LI” yang duduk disebelah kanannya sembari tersenyum.

Kesimpulan yang saya dapatkan dari pembicaraan ini, bisa dikatakan Pembatalan atas SK Menteri Perhubungan adalah harga mati. Jika ada perubahan atas nama itu, tidaklah dengan mengaitkan nama salah satu golongan dari beberapa Tokoh ORMAS besar yang ada di NTB. Nama yang digunakan kelak lebih pada nama-nama yang bersifat mempersatukan seluruh kelompok golongan yang ada di Pulau Lombok ini khususnya dan NTB umumnya.

Acara napak tilas Pembangunan Bandara Internasional Lombok nanti akan tetap dilaksanakan selambat-lambatnya pada bulan kedua tahun 2021 nanti. Pada acara ini akan hadir tokoh tokoh nasional termasuk Pak Hatta Rajasa selaku peletak pertama Ground Breakking BIL dahulu. Tokoh-tokoh utama yang ada di Pulau Lombok inipun akan hadir di acara tersebut seperti MQ Srinate, MQ Azhar, Mq Ngoh dan beberapa tokoh lainnya.

Mencermati dari penjelasan yang sangat jelas dan gamblang ini rasanya apa yang disampaikan account FB tersebut tak perlu ditanggapi oleh “LW” maupun “LI”. Di ujung pertemuan kami, “LI” akhirnya memberikan sedikit komentar bahwa dirinya sangat dekat dengan para zurriyat NW. Tidak pernah merasa terganggu apapun nama bandara. Baginya yang penting adalah kemanfaatan BIL bagi kesejahteraan masyarakat NTB ini.

“BIL bukan milik siapa-siapa, BIL bukan milik orang Lombok saja tapi milik seluruh masyarakat NTB. Carilah pendekatan yang mewakili kesetaraan setiap golongan yang ada dengan saling menghormati antar Pihak. Utamakan selalu pendekatan persuasif dalam menyelesaikan konflik. Energi kita sebagai manusia ini sangat terbatas. Gunakanlah energy tersebut secara efektif dan terarah,” pesannya.

Sebagai penulis, hemat saya atas estetika tulisan dari account FB yang lumayan bomming di pagi ini terkesan ngelantur dan mengada-ada. Secara fisikologi yang bersangkutan terasa memiliki dendam pribadi atas kedua tokoh muda “LW” maupun “LI” yang dicecar dalam tulisan tersebut secara pribadi. Untuk itu saya menilai bahwa penulis dalam account FB tersebut memiliki ketidak seimbangan emosi. Saya rekomendasikan untuk di proses secara hukum atau dimasukkan ke rumah sakit jiwa.

Saya menghimbau seluruh saudaraku dimanapun berada, lihatlah Bandara Internasional Lombok yang sedang menangis. Menangis karena namanya telah menjadi dasar pemicu perpecahan antar masyarakat. Menangis karena melihat masyarakat yang seharusnya focus membangun untuk mengunggah sebanyak-banyaknya manfaat dari adanya bandara ini telah teralih ke hanya masalah sebuah nama yang hendak diubah.

Tulisan ini saya buat dengan sentuhan kata hati yang terdalam. Dengarlah kata hatimu. Unggahlah kesadaranmu diatas berbagai kepentingan yang ada demi kebaikan kita semua. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here