Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprioritaskan program vaksinasi COVID-19 untuk lansia di daerah jelang lebaran Idulfitri 2021. Sebab, lansia merupakan kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi penularan.
“Lansia itu 4 kali lipat sangat rentan [tertular]. Lansia terbukti risiko tertularnya tinggi, saat ini memang belum semua kabupaten/kota belum prioritaskan lansia karena jumlah vaksinasi umumnya kalah dengan petugas publik karena mereka [lansia] gak vokal seperti yang lain,” kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (8/4/2021).
Ia mengatakan, langkah tersebut dilakukan mengingat ada potensi mudik yang dilakukan masyarakat ke sejumlah daerah untuk menemui orang tua. Akan fatal bila banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) menularkan virus pada lansia yang rentan tertular wabah, kata Budi.
“Kami mempersiapkan khusus untuk lebaran, karena lebaran semua orang ingin bertemu dengan orang tua padahal itu yang membuat fatal orangtua mereka. Makanya vaksinasi ini kami prioritaskan ke kota-kota tujuan yang banyak lansianya,” jelas dia.
Realisasi vaksinasi lansia saat ini masih rendah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Rabu 7 April 2021 pukul 15.00, vaksinasi lansia yang ditargetkan sebanyak 21.553.18 capaiannya masih sangat minim. Baru ada 1.843.633 atau 8,55 persen yang mendapatkan vaksin dosis pertama, dan dosis kedua lebih sedikit lagi yakni 437.295 atau 2,03 persen.
Dalam vaksinasi tahap pertama, lansia merupakan kalangan prioritas penerima vaksin setelah tenaga kesehatan dan petugas publik. Tenaga kesehatan yang jadi garda depan penanganan COVID-19, capaian vaksinasinya sudah lebih dari 90 persen.
Namun lansia yang merupakan kalangan rentan, nyatanya capaiannya paling minim. Bahkan jauh lebih sedikit bila dibandingkan vaksinasi petugas publik. Dari target 17.327.169 petugas publik penerima vaksin, kini sudah ada 5.898.117 yang dapat dosis pertama atau 34,04 persen dari target. Sementara yang mendapatkan dosis kedua sebanyak 2.807.761 atau 16,20 persen.[Tirto.id]