Sekitar pukul 10.00 Wita, Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ( P2P ) Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, beserta Rombongan tiba di Polres Lombok Tengah dan disambut langsung oleh Waka Polres Loteng Kompol Ketut Tamiana dan selanjutnya menuju ke Ruang Aula Polres Loteng.
Maxi sengaja bertolak ke Lombok NTB, pada Selasa, 19 Oktober itu tak lain untuk meninjau langsung apa yang disebut Batalyon PCare yang menjadi terobosan Polda NTB.
Apa Itu Batalyon PCare ?
Batalyon PCare adalah terobosan Polda NTB dalam percepatan vaksinasi jelang World Superbike 2021. Sebelumnya Institusi pimpinan Irjen Iqbal itu telah membuat Batalyon Vaksinator dan Satgas Kombes.
Batalyon Pcare yang diisi oleh personel Polri, TNI, Dukcapil, tenaga kesehatan dan relawan. Batalyon Pcare disiagakan di Polres Lombok Tengah.
Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, Batalyon Pcare ini dibentuk untuk mengetahui secara cepat jumlah masyarakat yang sudah tervaksinasi. Terlebih, wilayah Lombok Tengah yang dilakukan vaksinasi secara door to door terkendala signal internet.
“Di Kabupaten Lombok Tengah ada beberapa lokasi vaksinasi yang tidak ada signal internet. Sebab situasi dan kondisi alam desa-desa di kabupaten yang akan ada perhelatan internasional itu banyak perbukitan, lembah dan juga lautan. Apalagi strategi percepatan vaksinasi di Loteng dengan sistem door to door,” kata Iqbal kepada wartawan, Jumat.
Kapolda menyebut bahwa pendataan sangat penting untuk segera dilakukan mengingat dibutuhkan update cepat dalam rangka memenuhi target yang ditetapkan oleh pusat.
” jangan sampai data yang sudah divaksin tidak cepat masuk ke jaringan online,” katanya.
Sementara itu, Kompol Hery Prayoga selaku penanggungjawab Batalyon Pcare menjelaskan, banyaknya lokasi yang tidak tersentuh oleh signal internet menjadi dasar terbentuknya tim tersebut.
“Kami dari Polda NTB membentuk Batalyon Pcare dalam rangka mempercepat program vaksinasi nasional, khususnya di Kabupaten Lombok Tengah ini,” jelas Hery.
Dengan Batalyon Pcare ini, nantinya mereka bertugas untuk membantu membuatkan NIK masyarakat serta menginput data warga yang sudah tervaksinasi ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi milik BPJS.
Selain itu, Batalyon Pcare ini jug memiliki banyak fungsi, yaitu membantu proses registrasi dan mencatat status kesehatan para penerima vaksin serta melaporkan hasil vaksinasi Covid-19 agar pemerintah dan warga cepat mendapat informasi capaian vaksinasi secara nasional.
Menurutnya, Batalyon Pcare melihat masih banyak NIK warga di pelosok yang belum memiliki KTP elektronik. Kendala tersebut dapat diatasi dengan melibatkan Dinas Dukcapil untuk melakukan verifikasi NIK warga yang belum elektronik.
“Beberapa pegawai dari Dukcapil Lombok Tengah setiap harinya ikut stand by di sini untuk membantu kami dalam memverifikasi data warga yang KTP-nya belum diperbaharui,” jelasnya.
“Ini ide cemerlang dari bapak Kapolda NTB ini untuk mengatasi hal tersebut, dengan demikian capaian vaksinasi di Lombok Tengah akan segera terlihat dan dapat di update setiap hari,” tutupnya.
Menui Pujian Kementerian Kesehatan
Plt Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS memuji langkah sinergis di NTB dalam mempercepat proses vaksinasi. Menurutnya konsep ini bisa menjadi percontohan nasional.
” Kami merasa mendapatkan inovasi dan akan kami sebar sebagai contoh untuk daerah yang lain, sebagai contoh yang sangat baik sesuai dengan lokal spesifik dan progres yang sangat luar biasa di Kabupaten Lombok Tengah maupun Provinsi NTB karena akan ada event WSBK dan MotoGP,” katanya di Mapolres Lombok Tengah saat memantau pelaksanaan Batalyon Pcare, Selasa.
Maxi mengatakan jika pembentukan Batalyon Pcare oleh Polda NTB bersama dengan Korem 162/WB bersama pemerintah daerah merupakan langkah inovatif yang patut diapresiasi. Dan, ini merupakan satu-satunya di Indonesia ada batalyon khusus yang dibentuk untuk membantu mengatasi persoalan dalam proses input data peserta vaksinasi.
‘’Ini satu-satunya di Indonesia. Muncul dari daerah, untuk menjawab persoalan yang dihadapi dalam proses percepatan vaksinasi. Dan, ini menjadi contoh di nasional,’’ sebutnya. Bahkan, dalam beberapa kali rapat terbatas dengan Presiden, Menteri Kesehatan sudah dua kali menyampaikan keberadaan Batalyon Pcare tersebut.
Ia pun mengaku datang langsung ke NTB untuk melihat secara langsung bagaimana cara kerja Batalyon Pcare tersebut. Yang nantinya diharapkan juga bisa diterapkan di daerah lainnya di Indonesia. Khususnya daerah-daerah yang mengalami kendala jaringan internet saat melakukan input data peserta vaksinasi.
Maxi juga meninjau pelaksanaan vaksinasi di Kantor Desa Labulia Kecamatan Jonggat.
“ konsep seperti ini akan menjadi motivasi untuk daerah lainnya” Pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., di tempat yang sama menjelaskan, Batalyon Pcare awalnya dibentuk untuk menjawab beberapa pemasalahan yang dihadapi selama proram percepatan vaksinasi di Loteng. Di mana kala itu, petugas vaksinasi kesulitan melakukan input data peserta vaksinasi. Terutama dibeberapa daerah yang jaringan internetnya agak lemah.
Sehingga diputuskan untuk penginputan data peserta akan dilakukan belakangan, setelah peserta divaksin. Sementara data peserta vaksin disiapkan secara manual. Persoalan kemudian muncul ketika data peserta yang sudah divaksin akan diinput, petugas mengalami kesulitan karena harus tetap melayani vaksinasi. Disatu sisi data peserta yang sudah vaksin harus diinput ke aplikasi segera.
Pasalnya, kalau tidak segera diinput akan berdampak pada capaian vaksinasi. Kalau sudah demikian, berdampak pula pada proses penyaluran vaksin oleh pemerintah. “Kalau data peserta vaksin tidak segera diinput, maka vaksin dianggap belum digunakan. Sehingga proses pengiriman vaksin juga terhambat,” jelasnnya.