Aksi unjuk rasa memprotes pembangunan tambang emas memakan satu orang korban jiwa di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Korban meninggal terkena tembakan saat polisi berusaha membubarkan para demonstran saat malam sudah larut.
Atas peristiwa tersebut, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi mengaku akan menyelidiki kejadian itu. Saat ini empat anggota polisi tengah diperiksa propam dengan dugaan pelanggaran disiplin. Yang menyebabkan warga sipil meninggal dunia.
“Sangat disayangkan insiden ini. Namun kami bekerja profesional, siapa pun bersalah akan kami hukum sesuai aturan dan perundang-undangan berlaku,” ujar Rudy, Minggu 13 Februari 2022.
Aksi protes ini dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan diri Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang menuntut agar Pemerintah Sulteng segera menutup tambang emas di Kecamatan Kasimbar, Toribulu, dan Tinombo Selatan milik PT Trio Kencana.
Massa aksi menutup ruas jalan pada Sabtu 12 Februari 2022 sejak pukul 12.00 hingga 00.00 Wita. Aparat kemudian melakukan negosiasi agar massa membubarkan diri mengingat waktu yang sudah tengah malam.
“Kapolres telah mengimbau demonstran sebanyak empat kali. Penutupan jalan dilakukan massa aksi sejak pukul 12.00-24.00 WITA yang berujung pada penindakan,” ucap Rudy dilansir dari CNN Indonesia.
Upaya negosiasi gagal, pihak pengamanan kemudian menembakkan gas air mata guna membubarkan paksa para demonstran. Namun saat itu masuk laporan kalau seorang warga dinyatakan tewas tertembak. Atas ini pihak polisi memeriksa empat anggotanya terkait dugaan disiplin. Seluruh senjata api pun disita dan diperiksa untuk diselidiki lebih lanjut.
“Tadi yang diperiksa sudah empat orang, kemudian seluruh seluruh senpi-senpi pendek dikumpulkan oleh Kabid Propam dan dilakukan pengecekan peluru dari mana,” ucap Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto.
Selain itu, pihak polisi juga menangkap 59 orang dari pihak demonstran. Diduga mereka kedapatan membawa serpihan batu, peluncur hingga bom molotov. (terkini)