Beranda Berita Foto Kawal Demo Tolak 3 Periode, Seorang Perwira Polisi Meninggal

Kawal Demo Tolak 3 Periode, Seorang Perwira Polisi Meninggal

0
BERBAGI
Seorang perwira Brimob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) Ipda Imam Agus Husain meninggal dunia saat mengawal demonstrasi 11 April menolak jabatan Presiden Joko Widodo 3 periode di Kota Kendari. Foto:Genpi.co
Editorial Koranmerah.com

Seorang perwira Brimob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) Ipda Imam Agus Husain meninggal dunia saat mengawal demonstrasi 11 April menolak jabatan Presiden Joko Widodo 3 periode di Kota Kendari. Imam sempat mengeluhkan sesak napas.
“Keluhannya dia sesak napas. Jam 3 setengah 4 dia dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara,” kata Kabid Humas Polda Sultra Kombes Ferry Walintukan, mengutip detikcom, Senin (11/4). dilansir CNNIndonesia.
Ferry mengungkapkan Ipda Imam sudah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun sekitar pukul 17.30 Wita Ipda dinyatakan meninggal dunia.
“Iya (meninggalnya) 17.30 betul,” ucap Ferry.
Penyebab meninggalnya Ipda Imam masih belum bisa disimpulkan. Ferry hanya mengatakan saat melakukan pengawalan demo 11 April dia mengeluhkan mengalami sesak napas.
“Penyebabnya kami belum tahu soalnya Kabid Dokkes belum menyampaikan kepada kami,” terangnya.
Sebelumnya, mahasiswa yang ikut dalam demo 11 April di Kota Kendari, Sultra ricuh. Massa melempari gedung DPRD dengan batu. Kericuhan bermula saat massa mahasiswa memaksa menerobos barikade polisi di Gedung DPRD Sultra dan kericuhan pun terjadi.
Pada sekitar pukul 13.20 Wita, massa yang terlibat bentrok dengan polisi melempari polisi dengan batu. Mereka juga membakar petasan dan mengarahkannya ke barikade polisi.
Polisi masih terus berjaga. Namun polisi sempat dipukul mundur akibat ratusan massa terlihat lebih anarkis.
“Mohon tidak melempar, mari kita jaga bersama keamanan dan ketertiban,” imbau polisi melalui pengeras suara.
Tak hanya melempar batu ke arah aparat keamanan dan gedung DPRD, massa juga merusak pagar seng Kantor Balai Kota Kendari yang berdekatan di wilayah itu.
“Tidak ada yang melempar, kami imbau hentikan aktivitas anda,” tambahnya.
Massa yang mengindahkan imbauan polisi masih terus melakukan penyerangan menggunakan batu. Polisi pun beberapa kali melepas tembakan gas air mata untuk memukul mundur massa.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan Ipda Imam meninggal dunia bukan karena kericuhan saat aksi unjuk rasa di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Jalan Drs H Abdullah Silondae, Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Namun, almarhum meninggal dunia karena insiden kecelakaan.
“Meninggalnya karena ada insiden kecelakaan yang mengakibatkan anggota mengalami benturan dan setelah dievakuasi ke RS diberikan pertolongan dalam proses perawatan yang bersangkutan meninggal,” ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/4/2022).dilansir tribun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here