Dua miliar ton emas ditemukan di pegunungan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lantas kapan temuan tersebut akan dieksplorasi?
Penemuan dua miliar ton emas itu diumumkan Desember tahun lalu. Sumber daya mineral berupa emas dan tembaga ditemukan di wilayah tambang PT Sumbawa Timur Mining (STM), tepatnya di Tambang Onto, Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu.
PT Sumbawa Timur Mining (STM) sebagai perusahaan tambang yang menemukan ‘harta karun’ itu, mengaku belum bisa memastikan kapan proses eksplorasi dilakukan. Namun diperkirakan temuan emas paling cepat bisa dieksplorasi pada tahun 2030.
“Terlalu dini untuk berkomitmen pada tahun tertentu. Tetapi kami optimis akan mulai beroperasi antara tahun 2030 dan 2035,” beber President Director of PT Sumbawa Timur Mining Bede Evans, Sabtu (24/12/2022).Seperti dilansir detik.com
Menurutnya, terdapat tantangan teknis yang harus diatasi untuk melakukan penggalian maupun pengambilan emas dan tembaga tersebut. Pasalnya, deposit emas dan tembaga tersebut letaknya di bawah tanah.
“Penambangan bawah tanah satu-satunya metode penambangan yang layak. Kami optimis dapat menemukan solusi teknis untuk tantangan ini. Namun harus realistis, masih belum ada kepastian bahwa proyek Hu’u akan menjadi operasi pertambangan,” tegasnya.
Sebelumnya, penemuan dua miliar ton emas ini menghebohkan publik. Bahkan, tak sedikit orang yang tidak percaya terhadap temuan tersebut dan terheran-heran, karena kawasan Hu’u berada di wilayah pegunungan.
Untuk menjawab keraguan masyarakat, PT Sumbawa Timur Mining mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan temuan kekayaan alam di Bumi Nggahi Wahi Pahu. Evans mengungkapkan, mineral ditemukan saat PT STM melakukan penyelesaian estimasi sumber daya untuk deposit Onto.
“Lokasinya di Kecamatan Hu’u Dompu dengan total sumber daya mineral terindikasi sebesar 2,09 miliar ton, yakni 0,86 persen tembaga dan 0,48 gram/emas. Ini berarti setiap ton batuan/ore yang diekstraksi dapat mengandung rata-rata hingga 0,86 persen tembaga dan 0,48 gram emas,” jelasnya.
PT Sumbawa Timur Mining sendiri merupakan perusahaan tambang tembaga, sedangkan emas hanya komponen kecil yang akan diproduksi. “Emas akan menjadi komponen yang sangat kecil dari produksi kami,” ujarnya.
Dan untuk merealisasikan produksi mineral, menurut Evans, perusahaan pertambangan harus melalui proses eksplorasi, termasuk studi kelayakan komprehensif, dilanjutkan dengan konstruksi, dan komisioning produksi. “STM saat ini masih dalam tahap studi eksplorasi dan sedang melakukan beberapa studi pre-feasibility engineering,” tuturnya.