Wakil Partai Perindo NTB, M. Samsul Qomar, mengeluarkan pernyataan terkait rencana penghapusan program beasiswa yang diimplementasikan pada era ZulRohmi. Menurutnya, tindakan ini dianggap sebagai tindakan yang tidak adil dan tidak populis.
Menurut Qomar, program beasiswa adalah kebutuhan fundamental, terutama bagi siswa berprestasi namun kurang mampu di NTB. “Semestinya, program beasiswa ini harus ditambah setiap tahunnya, bukan dikurangi atau bahkan dihapus,” ujarnya.Sabtu.
Mantan Ketua Komisi 2 DPRD Lombok Tengah ini menilai bahwa pemprov dan anggota DPRD NTB saat ini tidak memihak pada generasi muda NTB. Ia menyayangkan jika program beasiswa dianggap sebagai beban APBD, sementara pembahasan anggaran terkendala oleh upaya menambah pokir sebesar 400 miliar.
“Janganlah serakah. Tidak pernah cukup dengan pokir dan gaji, mereka seolah-olah kehausan dan kelaparan, dan tega mengorbankan program beasiswa yang sangat penting,” kata Qomar.
Pihaknya mendesak Pj Gubernur NTB untuk melanjutkan program beasiswa tersebut, dengan alasan bahwa SDM NTB harus semakin mumpuni. Qomar menambahkan bahwa masih banyak anak-anak yang membutuhkan bantuan pembiayaan untuk pendidikan tinggi baik di dalam maupun luar negeri.
Namun, Qomar juga menyatakan dukungannya terhadap penolakan permintaan tambahan pokir sebesar Rp.400 miliar. Menurutnya, dalam tahun politik seperti ini, ada potensi penyalahgunaan pokir yang dapat diperjualbelikan.
Hingga berita ini diturunkan, Pj Gubernur NTB belum memberikan tanggapan resmi terkait desakan untuk melanjutkan program beasiswa dan penolakan tambahan pokir.
