Pengurus Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di Lombok Tengah dihadapkan pada situasi tegang setelah ancaman pemecatan terhadap beberapa anggotanya menyusul pernyataan Sekretaris DPD Perindo Loteng, Kuncaraninggrat seperti diberitakan beberapa media.
Menyikapi hal ini, Fathurahman menyatakan mundur dari jabatannya sebagai pengurus Perindo Loteng.
“Saya melihat pengurus DPD Loteng ini offside, mereka melakukan kegiatan melampaui wewenangnya bahkan menebar ancaman yang semestinya tidak penting,” tuturnya.
Eks anggota DPRD Lombok Tengah ini menyebut dirinya dan beberapa pengurus lainnya sangat terganggu dengan pernyataan sekretaris DPD Perindo tersebut yang kesannya arogan.
“Proses dan tahapan Pilkada masih berjalan, namun pengurus DPD sudah menebar ancaman,” ujarnya.
Pemuda asal Desa Mekar Sari itu mendesak agar pengurus lebih fokus membesarkan partai, yang saat iniĀ saja bahkan kantor sekretariat partai tidak ada.
Tindakan serupa juga diambil oleh mantan Sekretaris Perindo Loteng, Agus Samsilutarahman, yang juga menyatakan mundur.
“Mengelola organisasi tidak boleh mendahulukan nafsu, apalagi dengan maksud menjilat ke pimpinan,” katanya.
Dalam rilis resmi yang disampaikan oleh Fathurahman dan Agus, mereka menegaskan bahwa keputusan mundur ini diambil tanpa adanya ancaman apapun.
Mereka juga menyoroti pentingnya fokus DPD Perindo Loteng pada komunikasi koalisi partai untuk Fraksi, serta menjalin koalisi dalam rangka Pilkada Loteng, bukan terlibat dalam urusan Pilkada Gubernur.
Sebelumnya sekretaris DPD Perindo Lombok Tengah, Kuncara Ningrat menyebut, jika misalnya dari kader partai satu atau dua orang yang tidak tegak lurus dalam mendukung pasangan Zul-Rohmi pada Pemilihan Gubernur NTB, maka nantinya akan ada konsekuensi , baik pemecatan atau diminta mengundurkan diri.
“Ketika ada kader tidak mengikuti arahan partai, salah satu konsekuensi logis kalau tidak dipecat, ya tentu harus siap mengundurkan diri dan siapapun itu, termasuk saya.” tegas Kuncara Ningrat.